TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat tiga bencana alam berkategori skala besar yang terjadi di Indonesia sepanjang tahun 2018.
Tiga bencana alam tersebut, yaitu tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah pada 28 September 2018, gempa bumi di Nusa Tenggara Barat, dan tsunami di Selat Sunda pada 21 Desember 2018.
"Ada tiga fenomena yang langka tahun 2018 ini yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian ekonomi begitu besar," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di Kantor Graha BNPB, Selasa (25/12/2018).
Apabila ditinjau dari kerugian akibat bencana alam, kata dia, tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah terdampak paling parah dibandingkan gempa bumi di NTB dan tsunami di Selat Sunda. Menurut dia, likuifaksi tersebut merupakan likuifaksi terbesar di dunia
"Menyebabkan 2101 meninggal dunia, 1373 orang hilang, luka-luka 4428 dan 221,450 orang mengungsi. Rumah rusak 68.451 unit kerugian dan kerusakan Rp 18,47 triliun," ungkapnya.
Baca: Wayne Rooney Ungkap Alasan Buruknya Performa Manchester United di Bawah Mourinho
Sedangkan di urutan kedua, gempa bumi di Lombok, NTB. Berdasarkan data yang ada, dia menjelaskan, sebanyak 541 orang meninggal dunia, 11.510 orang mengungsi, 149.715 rumah rusak dan kerugian ekonomi Rp 14,13 triliun.
Terakhir, tsunami di sekitar kawasan Selat Sunda. Dia menjelaskan, tsunami itu merupakan fenomena langka karena dipicu oleh longsoran bawah laut dan erupsi dari Gunung Anak Krakatau.
Apabila dilihat perbandingan, dia menambahkan, dampak bencana tidak akan melebihi NTB maupun Sulawesi Tengah. Namun, dia menegaskan, penanganan masih terus dilakukan.
"Tsunami di Selat Sunda yang termasuk langka dari erupsi yang tidak terlalu besar dibandingkan erupsi yang terjadi di bulan Oktober-November 2018," tambahnya.