News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tsunami di Banten dan Lampung

Berita Terbaru Pasca Tsunami di Banten,BMKG Naikkan Sensor & Minta Masyarakat Hindari Pesisir Pantai

Penulis: Umar Agus W
Editor: Umar Agus Wijayanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Konferensi pers Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di kantor BMKG, Jakarta, Senin (24/12/2018)

Berita Terbaru Pasca Tsunami di Banten,BMKG Naikkan Sensor & Minta Masyarakat Hindari Pesisir Pantai

TRIBUNNEWS.COM - Kepala BMKG, Dwikora Karnawati bersama jajarannya mengimbau masyarakat untuk tidak panik tetapi waspada. 

Masyarakat juga diminta untuk menghindari pesisir pantai Selat Sunda dengan radius 500- 1 KM. 

Hal ini karena diperkirakan masih terjadinya gelombang tinggi dan curah hujan lebat. 

"Esok cuaca diperkirakan hujan sedang hingga lebat pada siang sampai sore hari. Yang dikhawatirkan saat hujan lebat karena kondisi kawah terus diguncang-guncang dan dikhawatirkan tebing makin rapuh apalagi jika diguyur hujan. Sekali lagi, jangan berada di pesisir pantai pada radius 500-1 km," ungkapnya. 

Baca: BREAKING NEWS! Gempa Hari Ini Guncang Donggala, Tidak Berpotensi Tsunami

Baca: 4 Fakta Terbaru Pasca Tsunami Banten, Penjelasan BMKG dan Kemendagri hingga Keluarga Aa Jimmy

Selain hal tersebut BMKG juga akan menaikkan sensivitas sensor di sekitar Anak Gunung Krakatau

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan pihaknya telah menaikan sensitifitas enam sensor yang dapar merekam aktifitas tektonik yang berada di sekitar Gunung Anak Krakatau.

Tiga dari enam sensor tersebut berada di Lampung dan tiga lainnya berada di Pulau Jawa.

Enam sensor itu sebelumnya merupakan sensor yang biasa digunakan untuk merekam getaran yang berasal dari gempa bumi.

Namun kini enam sensor itu telah dinaikan sensitifitasnya sehingga dapat merekam getaran yang sifatnya lebih halus di sekitar Gunung Anak Krakatau.

Konferensi pers jajaran direksi BMKI di kantor BMKG, Jakarta, Senin (17/12/2018). (Tribunnews.com/Glery Lazuardi)

Itu karena getaran yang lebih halus dikhawatirkan dapat mengguncang dan menggoyang tebing kawah Gunung Anak Krakatau.

"Dan justru getaran itulah yang dikhawatirkan dapat merapuhkan mengguncang, menggoyang tebing kawah, dan akhirnya dikhawatirkan bisa longsor," kata Dwikorita di Kantor BMKG, Kemayoran, Jakarta Pusat pada Selasa (25/12/2018).

Meski badan Geologi memiliki sensor yang khusus dapat merekam getaran halus di sekitar Gunung Anak Krakatau, namun ia mengatakan enam sensor yang telah disesuaikan itu untuk membantu pemantauan.

"Meskipun badan geologi mempunyai sensor sendiri yang saat ini masih bekerja di salah satu dari tiga pulau tadi yang khusus merekam getaran vulkanik. Sehingga kami mengkombinasikan getaran yang kami pantau dengan badan geologi," kata Dwikorita.

(Tribunnews.com/ Umar Agus W)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini