TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - VFS Tasheel, operator yang ditunjuk pemerintah Kerajaan Arab Saudi menyelenggarakan perekaman biometrik di Indonesia angkat bicara terkait penolakan sejumlah pihak.
Dalam keterangannya, penggunaan biometrik sebetulnya semakin memudahkan jamaah.
Cara ini membuat proses identifikasi jamaah jadi lebih cepat, akurat, dan efisien.
"Waktu pun tidak terbuang percuma gara-gara antrean panjang di imigrasi," kata pihak VFS Tasheel dalam keterangan tertulis kepada Tribunnews, Jumat (4/1/2019).
Semua proses perekaman data biometrik dilakukan di Tanah Air dan data akan terkirim ke Arab Saudi.
Artinya sesampainya di Arab Saudi, jamaah haji dan umrah cukup menjalani pemindaian sidik jari, retina, dan wajah, untuk sinkronisasi data, yang hanya berlangsung dalam hitungan detik.
Seperti diketahui pemerintah kerajaan Arab Saudi sudah menetapkan bahwa data biometrik adalah mandatory bagi siapa saja yang hendak mengajukan visa haji dan umrah untuk pemberangkatan jamaah per 17 Desember 2018.
Baca: Data Biometrik Sulitkan Jemaah Umrah, Menag Sudah Komunikasikan ke Pemerintah Arab Saudi
Namun penggunaan biometrik mendapat penolakan sebagain pihak di Indonesia sehingga Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin ikut angkat bicara.
Menag menyebut pengambilan data biometrik calon jemaah umrah dianggap memberatkan, terkait kendala jarak pengambilan data oleh VFS Tasheel.
"Terutama karena lokasi kantor VFS Tasheel yang terbatas, padahal domisili jemaah sampai ke pelosok," kata Lukman, Jumat.
Pihak VFS Tasheel mengaku telah menyediakan 34 visa service center dan outreach center di lokasi-lokasi penting di sejumah Provinsi dan kabupaten dan kota di Indonesia.
Visa service center VFS Tasheel Indonesia berada di Aceh, Balikpapan, Bandung, Jakarta, Lampung, Makassar, Medan, dan Surabaya.
Sementara outreach center berada di kota-Ambon, Banjarmasin, Banyuwangi, Bengkulu, Cirebon, Gorontalo, Jambi, Kendari, Malang, Manado, Mataram, Padang, Palangkaraya, Palembang, Palu, Pekanbaru, Pontianak, Purwokerto, Semarang, Serang Banten, Ternate, dan Yogyakarta.
"Keberadaan visa service center dan outreach center akan menguntungkan jamaah dan agen perjalanan haji atau umrah, sebab prosedur biometrik dapat dilakukan di lokasi terdekat dari domisili jamaah," katanya.
Baca: Arab Saudi Berlakukan Rekam Biometrik untuk Pembuatan Visa
Jamaah akan mendapatkan kepastian waktu sebab perekaman biometrik harus dilakukan berdasarkan janji temu.
Perekaman data biometrik harus dilakukan sebelum mendaftar umrah atau 1 bulan sebelum berangkat umrah.
Sebab saat pengajuan visa untuk umrah, jamaah harus melampirkan bukti tanda terima rekam biometrik VFS Tasheel.
Untuk melakukan perekaman data biometrik harus melalui perjanjian atau janji temu untuk menentukan lokasi, tempat, dan jadwal tanggal dan waktu, sesuai pilihan calon jamaah.
Pembuatan janji temu bisa dilakukan di travel tempat mereka mendaftar umrah.
Mereka akan mendapatkan bukti janji temu dari travel untuk datang ke kantor tempat perekaman biometrik VFS Tasheel sesuai dengan lokasi dan waktu yang dipilih.
VFS TasHeel sendiri tetap memberi kesempatan mereka yang sudah jauh-jauh datang tanpa perjanjian untuk menjalani perekaman biometrik.
Tetapi, mereka baru akan dilayani setelah pukul 16.00. Perekaman biometrik sampai dini hari juga bisa dilayani jika perlu.
Untuk melakukan perekaman biometrik, calon jamaah harus mempersiapkan dana, paspor asli, dan KTP asli.
Setelah pengajuan dilakukan dan waktu dan tempat janji temu didapatkan, sebaiknya jamaah harus datang tepat waktu.
Jika terlambat, maka mereka harus melakukan pendaftaran ulang.
Setelah selesai, calon jamaah akan mendapatkan bukti tanda terima rekam biometrik (biometric receipt) untuk dijadikan persyaratan pengajuan visa.
Masa berlaku biometrics receipt adalah enam bulan dan hanya bisa digunakan untuk satu kali umrah.
Visa service center dan outreach center juga memberikan berbagai layanan, seperti penyebaran informasi mengenai visa yang akurat, panduan pengajuan aplikasi visa, perekaman biometrik, dan pengajuan segala macam jenis visa ke Arab Saudi.