TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menyambut debat pertama calon presiden-wakil presiden pada 17 Januari 2019 nanti, kedua tim kandidat melakukan berbagai persiapan.
Selain sama-sama membentuk tim khusus persiapan konten debat, Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno secara khusus mendapat pengarahan dari Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, yang juga Presiden RI keenam.
Arahan dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu tidak hanya terkait substansi debat dan penyampaian visi-misi, tetapi juga gaya komunikasi politik dan pembawaan diri Prabowo dan Sandiaga saat berorasi di depan publik.
Pertemuan antara SBY dengan tim direktorat debat Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga kabarnya diadakan di kediaman SBY, Jumat (4/1/2019).
Baca: Bambang Widjojanto dan Adnan Topan Husodo Dicoret dari Daftar Panelis Debat Pilpres
Namun belum ada penjelasan resmi apakah pertemuan itu berlangsung.
Inisiatif pertemuan itu datang dari SBY, yang disanggupi oleh Prabowo dan ditindaklanjuti oleh Ketua BPN Prabowo-Sandiaga, Djoko Santoso.
Dalam undangan khusus pertemuan tertutup tanggal 2 Januari 2019, Djoko mengundang anggota BPN untuk berdiskusi dan mendengarkan arahan SBY dalam rangka persiapan debat pada 17 Januari 2019, serta penjabaran visi-misi paslon di Komisi Pemilihan Umum pada 9 Januari 2019.
Anggota BPN Prabowo-Sandiaga, Ahmad Riza Patria mengatakan, dari pengalaman SBY menjadi presiden untuk dua periode, ada banyak masukan penting yang diharapkan bisa mempersiapkan Prabowo dan Sandiaga menghadapi kontestasi.
“Pak SBY itu dua kali menang pemilihan presiden, pasti punya wejangan baik dan pemikiran positif yang bisa kami teruskan ke calon,” kata Riza, Jumat (3/1/2019).
Debat pertama, 17 Januari ini, akan mengangkat topik seputar bidang penegakan hukum, hak asasi manusia, korupsi, dan terorisme.
Debat selama 90 menit itu akan diikuti kedua pasangan capres-cawapres dan disiarkan melalui media elektronik TV dan radio.
Baca: Debat Perdana Jokowi-Amin Vs Prabowo-Sandi Jadi Impresi bagi Pemilih Terutama Undecided Voters
Debat dan pendalaman materi akan dipandu dan dilakukan oleh moderator.
Kedua pasangan calon akan diberi kesempatan untuk menyampaikan visi-misi dan program, disusul pendalaman visi-misi oleh moderator, serta sesi saling bertanya antar kandidat dan debat antar kandidat.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Renanda Bachtar mengatakan, ide memberi arahan itu muncul dari SBY dan sudah disampaikan dalam pertemuan SBY dengan Prabowo, 21 Desember 2018 lalu.
Pertemuan pada akhir tahun itu sekaligus dipakai untuk menegaskan janji Demokrat dan SBY sepenuh hati mendukung pemenangan Prabowo-Sandiaga.
Renanda mengatakan, tidak hanya memberi arahan terkait substansi isu yang harus disampaikan saat debat, SBY juga akan memberi masukan terkait gaya komunikasi politik dan pembawaan Prabowo dan Sandiaga saat berorasi.
Ia menuturkan, saat pertemuan di kediaman SBY, 21 Desember 2018, SBY meminta agar jangan ada lagi narasi-narasi minim substansi seperti lelucon tampang Boyolali yang pernah disampaikan Prabowo, atau komentar politisi sontoloyo yang pernah disampaikan Jokowi.
Renanda menuturkan, saat pertemuan itu, Prabowo menyebut SBY ‘senior yang tidak ada lawan’ dan meminta masukan dari SBY.
“Pak SBY minta retorika seperti itu dihentikan, ia mengatakan, kalau (Prabowo) mau, harus ada gladibersih dulu (sebelum orasi). Artinya, dalam pertemuan hari ini kemungkinan akan ada masukan soal gaya penyampaian dan komunikasi juga, selain tentunya substansi debat,” kata Renanda.
Adapun terkait substansi, SBY akan memberi arahan agar penyampaian visi-misi dan program kerja fokus serta harus menawarkan solusi. Itu diperlukan agar perdebatan di masa kampanye lebih substansial dan berguna bagi referensi pemilih.
“Nanti akan dipertajam prioritas isu dan program apa yang mau diangkat, dan dipertajam juga solusi yang ditawarkan apa,” katanya.
Tema HAM
Sementara itu, pihak Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin juga mempersiapkan diri menghadapi debat dan penyampaian visi-misi.
TKN membentuk tim khusus persiapan konten debat untuk mengidentifikasi pertanyaan yang kemungkinan akan muncul, menyiapkan jawaban berbasis data, serta menyiapkan pertanyaan yang akan diajukan ke lawan.
Terkait topik yang akan diangkat, Sekretaris TKN Jokowi-Ma’ruf Hasto Kristiyanto tetap yakin pihaknya dapat menjawab dengan baik.
Salah satu yang diantisipasi adalah perihal penuntasan kasus pelanggaran berat hak asasi manusia di masa lalu, yang belum selesai di periode pertama pemerintahan Jokowi.
Isu itu menjadi salah satu janji Nawacita Jokowi saat Pilpres 2014 yang belum terpenuhi.
“Dengan pengalaman sebagai walikota, gubernur, dan presiden, Pak Jokowi sangat siap memenuhi HAM yang substansial itu. Yang penting punya komitmen desain masa depan,” kata Hasto.
Hasto mengatakan, pihaknya tidak memakai mentor khusus sebagaimana SBY memberi arahan untuk Prabowo. “Jokowi belajar dari rakyat, itu mentornya Pak Jokowi,” ucap Hasto.
Sementara itu, pengamat komunikasi politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio, mengatakan penampilan calon wakil presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin akan sangat dinanti-nantikan publik saat debat perdana Pilpres yang akan berlangsung pada 17 Januari 2019.
Karena debat tersebut menjadi panggung pertama KH Ma'ruf Amin tampil di ajang debat pemilu.
Sedangkan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) dan calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto sudah pernah tampil, terakhir di Pilpres 2014.
Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno sudah pernah tampil dalam debat di Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Yang akan ditunggu nanti adalah sosok yang belum pernah debat, yaitu KH Ma'ruf Amin. Kita sudah pernah mendengarkan dan melihat aksi Prabowo dan Jokowi. Kita sudah pernah menyaksikan aksi Sandi di Pilgub Jakarta," ujar pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI.
Menurut Hendri Satrio, publik akan sangat menantikan gagasan KH Ma'ruf Amin mengenai Hukum, Hak Asasi Manusia, Korupsi, dan Terorisme.