TRIBUNNEWS.COM - Sosiolog Universitas Indonesia Imam B Prasodjo angkat bicara terkait maraknya pemberitaan soal prostitusi online.
Sosiolog itu menuturkan, biasanya pemesan prostitusi online itu berasal dari kalangan yang mampu dan beristri.
"Jadi kalau mau adil sebenarnya dan ini sudah terbukti di Norwegia, Islandia dan Swedia. Itu dengan berikan sanksi kepada pembeli, bukan kepada ke pelaku perempuan."
"Karena pelaku perempuannya itu banyaknya merupakan korban. Mucikari dan pembeli yang harus difokuskan tetapi di Indonesia yang muncul si perempuannya," ungkap sosiolog tersebut.
Imam B Prasodjo menyatakan, secara umum pekerja seks bukanlah sebuah pekerjaan pilihan tetapi bisa saja keterpaksaan.
Bahkan, dalam menjalani pekerjaan tersebut bisa saja si perempuan ini mendapatkan ancaman jikalau akan berhenti.
Kendati demikian, Imam B Prasodjo mengungkapkan ia tak ingin menyangkutpautkan pernyataannya tersebut dengan hebohnya kasus Vanessa Angel.
Imam B Prasodjo menegaskan, agar ke depannya pemerintah tidak hanya fokus kepada si perempuan yang tertangkap basah melainkan kepada si pemesannya juga.
"Tetapi penggunanya itu harus dikejar dan kalau bisa dipermalukan seperti yang dialami perempuan," katanya.