News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PBNU Undang Jokowi dan JK Hadiri Musyawarah Besar di Jawa Barat

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua PBNU Said Aqil Siradj, Sekjen PBNU Helmi Faishal, Ketua PBNU bidang Hukum, HAM, dan Perundang-undangan Robikin Emhas, di kantornya, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (10/1/2019).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) mengundang Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla untuk menghadiri gelaran Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Konbes NU), di Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo Kujangsari, Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat, pada Februari mendatang.

Undangan tersebut disampaikan langsung kepada Jusuf Kalla, di kantornya Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (10/1/2019).

Baca: Sekjen PBNU: Banyak yang Ingin Tahu Apakah Capres Bisa Ngaji

Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj, mengatakan gelaran tersebut akan dihadiri oleh 10 ribu kiai, baik struktural maupun kultural.

"Menghadap Wapres menyampaikan atau mengundang. Kami akan mengadakan Musyawarah Nasional Provinsi besar tanggal 27 Februari di Banjar, Jawa Barat, sampai tanggal 1. Dibuka oleh Presiden (Jokowi) dan ditutup pak wapres," terang Said Aqil Siraj usai pertemuan.

Dalam pertemuan yang berlangsung selama 3 hari itu, sejumlah isu akan dibahas, mulai dari isu sampah plastik hingga RUU Pesantren.

"Poin pembahasan antara lain isu global, sampah plastik, revolusi industri 4.0. Ekonomi kerakyatan, di samping juga RUU Pesantren yg perlu difinishing, perlu dicermati," tutur Said Aqil Siraj.

Baca: PBNU Khawatir RUU Pesantren Tidak Selesai Tahun Ini

Said Aqil Siraj menyampaikan, Jusuf Kalla berpesan agar NU terus berkomitmen untuk mengawal persatuan.

"Pak wapres mengharapkan NU selalu mengawal masyarakat agar jangan sampai terprovokasi (hoak)," tutur Said Aqil Siraj.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini