TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panitia Imlek Nasional 2019 akan menyelenggarakan Perayaan Imlek Nasional pada, Kamis (7/1/2019), di Hall B3 & C3 JIEXPO, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Perayaan Imlek Nasional 2019 ini bertema “Merajut Kebinekaan Memperkokoh Persatuan”.
Imlek sebagai Hari Libur Nasional ditetapkan sejak tahun 2003.
Dan mulai sejak itu, Tahun Baru Imlek diperingati sebagai hari libur untuk semua masyarakat Indonesia.
Sebelumnya berdasarkan Keppres No. 6/2000 tentang Pencabutan Inpres No. 14/1967 tentang Agama, Kepercayaan dan Adat Istiadat Cina, menyatakan bahwa Hari Raya Imlek adalah hari libur yang fakultatif. Artinya, hanya mereka yang merayakan yang boleh libur.
“Sebagai generasi penerus, Suku Indonesia Tionghoa adalah bagian tak terpisahkan dari Bangsa Indonesia. Suku Indonesia Tionghoa harus ikut aktif memperjuangkan pembangunan Indonesia menjadi bangsa besar yang disegani, mandiri secara ekonomi, berbudaya luhur dan berkeadilan di segala bidang," kata Sudhamek, Ketua Panitia Imlek Nasional 2019, dalam keterangannya, Kamis (31/1/2019).
Baca: Tradisi Bersih-Bersih Kelenteng Menjelang Imlek
Asal usul perayaan Tahun Baru Imlek sesungguhnya adalah untuk merayakan datangnya musim semi di daratan Tiongkok. Perayaan ini diisi dengan rangkaian kegiatan berupa doa, berkumpul dan makan bersama keluarga, kerabat dan para sahabat.
Hidangan yang umumnya ada saat makan bersama adalah ikan bandeng, pangsit dan aneka kue khas Imlek semisal kue nian gao atau kue keranjang.
Berbagai simbol dan tradisi yang sering terlihat pada saat Tahun Baru Imlek ini, masing-masing memiliki makna sebagai pembawa keberuntungan dan harapan baik untuk tahun mendatang.
Perayaan Imlek Nasional 2019 dengan tema “Merajut Kebinekaan Memperkokoh Persatuan” adalah wujud dari tindakan dan komitmen Warga Negara Indonesia Tionghoa untuk tetap bersatu dalam kebinekaan Indonesia.
Makna Kebinekaan sendiri berasal dari kata Bhineka yang artinya beraneka ragam, bermacam ragam.
Sudhamek memperkirakan lebih dari 10.000 warga akan hadir dalam perayaan Imlek Nasional 2019.
Acara ini digawangi oleh Ketua Dewan Pelaksana Sudhamek AWS, didampingi oleh Teddy Sugianto dan David Herman Jaya sebagai Wakil Ketua, dibantu oleh Sekretaris Eddy Hussy dan Ulung Rusman, serta Pui Sudarto, Husin Widjajakusuma, Ferry Salman sebagai Bendahara.
Kepanitiaan ini juga melibatkan tokoh serta berbagai elemen masyarakat Tionghoa yang membawahi beberapa bidang lainnya.
"Perayaan Imlek Nasional ini terasa istimewa karena pilihan desain, susunan acara dan pesertanya dirangkai sedemikian rupa sehingga sesuai dengan temanya," ujar Sudhamek AWS.
Warna dasar yang menjadi latar belakang acara ini adalah merah putih (dimensi kebangsaan) yang dirangkai dengan motif batik mega mendung (dimensi akulturasi budaya).
Untuk itu rangkaian acara juga dibuat untuk menjiwai kesatuan dalam kebinekaan Indonesia. Misalnya: alat musik klasik Guzheng digunakan untuk mengiringi lagu-lagu kebangsaan Indonesia.
Sebaliknya Kolintang digunakan untuk mengiringi lagu-lagu daerah Indonesia maupun lagu Mandarin. Atraksi khas Tionghoa Barongsai juga ditampilkan bersama dengan Reog dan Ondel-ondel.
Aneka kuliner khas Tionghoa dan makanan dari berbagai daerah di Indonesia juga bisa dinikmati di sini. Festival ini terbuka untuk dihadiri oleh masyarakat umum di JIEXPO Kemayoran pada tanggal 7-10 Februari 2019, mulai pukul 10.00 - 22.00 WIB.
Tahun Baru Imlek 2570 atau tahun 2019 Masehi ini diharapkan menjadi lantunan kebaikan dalam spektrum yang lebih luas, sekaligus menjadi harapan warga keturunan Tionghoa di Indonesia untuk turut berkontribusi dalam pembangunan bangsa negara Indonesia.
"Suku Indonesia Tionghoa yang telah bergenerasi hidup di bumi Indonesia menjadikan Indonesia sebagai tanah kelahiran yang akan selalu dicintai dan diperjuangkan bersama," katanya.
Untuk itu, pihaknya berharap Perayaan Imlek Nasional 2019 ini bisa menjadi momentum penting untuk Suku Indonesia Tionghoa dalam turut membangun Bangsa Indonesia yang besar, makmur, damai dan berkeadilan serta menjunjung tinggi toleransi dengan cara terus merajut kebinekaan dan memperkokoh persatuan Indonesia.