News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kemenristekdikti Perkuat Inovasi untuk Antisipasi Era Industri 4.0

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe (kiri) dan Rektor IPB Bogor Arif Satria di acara Workshop Tindaklanjut Hasil Rakernas 2019 Bidang Penguatan Inovasi di Jakarta, Selasa (29/1/2019).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menggelar Workshop Tindaklanjut Hasil Rakernas 2019 Bidang Penguatan Inovasi di Jakarta, Selasa (29/1/2019).

Sesuai namanya, workshop ini digelar sebagai follow up RakernasKemenristekdikti Tahun 2019 di Semarang pada 3 – 4 Januari yang menghasilkan tujuh fokus rekomendasi, satu diantaranya, bidang penguatan inovasi.

Workshop ini digelar oleh Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi untuk memastikan rekomendasi hasil Rakernas di Semarang khususnya bidang penguatan inovasi terimplementasi dengan baik.

Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe mengatakan, melalui workshop ini akan bisa dapat ditemukan kesamaan pemahaman tentang inovasi di bidang ristek.

Selain itu juga akan bisa didapatkan rumusan keputusan penting dan strategis untuk merealisasikan rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan dari Rakernas Kemenristekdikti 2019 di bidang penguatan inovasi di Semarang.

Rekomendasi yang dihasilkan dari workshop ini menurut Jumain Appe, membutuhkan rumusan bersama yang harus ditindaklanjuti melalui kegiatan atau program dalam rangka menuju perguruan tinggi yang terbuka dan adaptif.

Baca: Fuad Bawazier: di Pemerintahan Jokowi, Utang Indonesia Naik 1,2 Triliun Per Hari

“Masyarakat menaruh harapan agar kita bisa menghasilkan suatu program-program yang responsif terhadap perkembangan dan kebutuhan masyarakat dan terbuka terhadap apa yang diperlukan oleh masyarakat,” sebut Jumain Appe.

Dia menambahkan, Indonesia kini memasuki era Revolusi Industri 4.0 yang perubahannya sangat cepat karena perkembangan iptek dan menjadi tren global.

Perubahan ini harus diantisipasi dengan baik dan cepat termasuk oleh perguruan tinggi dan lembaga-lembaga karena memiliki sumber daya yang berkualitas dan kemampuan penguasaan iptek.

Jumain menyebutkan, sejumlah daerah di Indonesia memiliki potensi untuk pengembangan produk-produk lokal dengan memadukan kolaborasi antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi.

Dia meyebutkan, setiap perguruan tinggi setidaknya harus bisa mendapatkan suntikan dana Rp 5 miliar untuk mendukung hal tersebut. Kemenristekdikti kini menyeleksi perguruan tinggi mana saja yang layak diberikan suntikan dana tersebut.

“Kita lihat dulu yang sekarang ini kalau yang perguruan tinggi jenis universitas jumlahnya ada 80-an. Kita harapkan bisa mengisi sebagian besar dan kita masih rumuskan pada hari ini dan itu harus dikembangkan secara terus menerus,” ujarnya.

Kememristekdikti juga mendorong perguruan tinggi terus proaktif menghasilkan inovasi yang bisa mengangkat keunggulan daerah masing-masing. Misalnya, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) yang kini pihak kampusnya bersama masyarakat lokal bekerja sama membudidayakan nilam untuk produksi minyak atsiri.

"Nilam produksi Aceh memiliki aroma yang tahan lama, membuat parfum tersebut diminati pasar internasional,” sebutnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini