TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pihak KPK dan Pemda Provinsi Papua saling klaim atas kejadian yang menimpa dua pegawai lembaga antirasuah di Hotel Borobudur, Sabtu (2/2) malam lalu.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan, telah terjadi pemukulan terhadap pegawai KPK pada malam tersebut di dalam suatu tempat yang ada di Hotel Borobudur.
Pemukulan dinilai dilakukan secara sengaja karena pegawai KPK tersebut sudah mengatakan ada perintah dari pimpinan ke lokasi tersebut.
"Pemukulan terjadi di suatu tempat masih di area hotel. Secara sadar si pemukul tahu siapa yang dipukul. Pegawai kami sudah mengatakan dari KPK," jelasnya di Gedung KPK, Jakarta, Senin (4/2).
Lebih lanjut dia mengatakan seluruh standar prosedur sudah dilakukan oleh kedua pegawai.
Pihaknya menduga, pihak pemerintah provinsi Papua sudah mengetahui sebelumnya bahwa terdapat pegawai KPK yang ada di sekitar lokasi.
"Kami menduga sudah ada yang mengetahui, karena identitas melekat kepada mereka," tukas dia.
Dia mengatakan bahwa hingga Senin sore, sudah ada penanganan operasi kepada dua pegawai tersebut.
Setelah sebelumnya, KPK juga sudah membawa keduanya ke rumah sakit untuk melakukan visum dan lainnya.
"Alhamdulillah sudah dilakukan operasi dan semua berjalan lancar," kata dia.
KPK menegaskan menghormati seluruh pembangunan daerah yang sedang digalakkan oleh pemda setempat.
Hanya saja, kata Febri, apabila dalam pelaksanaannya terdapat dugaan korupsi, maka hal itu harus dicegah.
Tidak sampai distu, KPK menegaskan bahwa sama sekali tidak ada kegiatan Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang direncanakan pihaknya pada malam tersebut.
"Tidak ada OTT. Pegawai bertugas untuk melakukan pengecekan saja," tukasnya.
Namun, semua hal tersebut dibantah oleh pihak pemerintah provinsi Papua. Melalui Kabag Protokol Biro Humas Sekretariat Daerah Provinsi Papua, Gilbert Yakwar menegaskan sama sekali tidak ada pemukulan terhadap pegawai KPK.
"Tidak benar ada pemukulan, yang terjadi adalah tindakan dorong mendorong karena perasaan emosioal karena diduga akan melakukan penyuapan yang akan berakibat pada tindakan OTT dari KPK ," tulisnya melalui keterangan.
"Kedua orang tersebut dalam keadaan sehat dan tidak terdapat adanya luka sobekan pada bagian hung atau wajah yang bersangkutan sehingga membutuhkan tindakan operasi," lanjutnya.
Gilbert juga menjelaskan, pada malam itu, kedua pegawai KPK telah mengabadikan foto ransel yang dibawa oleh peserta evaluasi RAPBD Papua dan melakukan gerak-gerik yang mencurigakan.
Bukan hanya itu, keduanya juga mengambil gambar seluruh pejabat Pemprov termasuk dengan barang bawaan.
"Peserta spontan mendatangai pegawai KPK yang dimaksud lalu memperlihatkan isi daam tas ranselnya yang sesungguhnya hanya berisikan dokumen-dokumen berupa kertas dan tidak terdapat uang didalamnya," jelas dia.