TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hotel Borobudur yang merupakan tempat kejadian perkara penganiayaan dua pegawai KPK pada Minggu (3/2/2019) dini akhirnya buka suara.
Melalui Marketing Communication Manager Hotel Borobudur Rizki Permata Sari, hotel bintang lima itu menyebut bakal kooperatif jika dibutuhkan dalam pemeriksaan.
Hal tersebut juga untuk merespons pemberitaan tentang sikap Hotel Borobudur yang disebut tidak kooperatif dalam kasus dugaan penganiayaan itu.
“Kami pihak hotel mendukung KPK dan menghormati proses hukum yang sedang berjalan,” kata Rizki dalam siaran persnya, Senin (11/2/2019).
Ia menerangkan, petugas keamanan Hotel Borobudur sudah melakukan upaya peleraian saat perselisihan terjadi.
Kata Rizki, hal itu sudah sesuai SOP (Standar Operasional Prosedur) pengamanan Hotel Borobudur dalam menghadapi perselisihan.
Baca: Ikut Deklarasi Purnawirawan TNI-POLRI, Muchdi PR Puji Infrastruktur Era Jokowi
Kemudian, mereka juga sudah kooperatif saat pihak Polda Metro Jaya mendatangi Hotel Borobudur, Senin (4/2/2019) lalu.
Saat itu, mereka menyerahkan Digital Video Recording (DVR) sesuai permintaan penyidik Polda Metro Jaya.
Kemudian, seluruh petugas keamanan Hotel Borobudur dinyatakan sudah diperiksa oleh pihak Polda Metro Jaya.
“Seluruh petugas satuan pengamanan yang berada di lokasi kejadian pada saat peristiwa tersebut terjadi telah memberikan keterangan kepada Polda Metro Jaya,” ujar Rizki.
Rizki menegaskan, Hotel Borobudur akan berkomitmen dan menjunjung tinggi sikap kooperatif serta terbuka dalam kasus dugaan penganiayaan pegawai KPK.
Mereka akan menghormati proses hukum yang berlangsung, termasuk mendukung KPK dalam menjalankan fungsi dan tugasnya sesuai perundang-undangan yang berlaku.
Baca: Muzani Sebut Penetapan Tersangka Slamet Maarif Tekanan Pada Kubu Prabowo
Untuk dugaan yang beredar di publik, mereka menyerahkan semua kepada pihak Polda Metro Jaya.
“Dugaan-dugaan yang terlontar bisa ditanyakan langsung ke Polda Metro Jaya karena kami sangat kooperatif dan transparan untuk memberikan barang bukti dan informasi yang dibutuhkan,” tandas Rizki.
Dua penyelidik yang menjadi korban saat itu tengah bertugas mendalami informasi masyarakat tentang dugaan tindak pidana korupsi.
"Setelah dini hari, hari Minggu tepatnya ada beberapa orang yang mendekati tim KPK dan kemudian membawa pegawai KPK ke satu tempat di hotel tersebut bertanya beberapa hal sampai akhirnya pegawai KPK menyatakan 'kami ditugaskan secara resmi dan merupakan pegawai KPK', tapi penganiayaan dan pemukulan tetap dilakukan terhadap mereka," ujar Juru Bicara KPK Febri di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (4/2/2019).
Akibat penganiayaan, korban harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit dan harus menjalani operasi.
"Dilakukan operasi. Karena ada retak pada hidung dan luka sobekan pada wajah," kata Febri.
Saat ini, kasus tersebut sudah naik ke tahap penyidikan. Pihak kepolisian pun sudah memeriksa visum korban penganiayaan.
Terkini, Polda Metro Jaya memeriksa Sekretaris Pribadi (Sespri) Gubernur Papua untuk mendalami kasus tersebut.