Sementara itu, putra calon wakil presiden Maruf Amin, Ahmad Syauqi atau akrab disapa Gus Syauqi, angkat bicara dan menjelaskan maksud doa Mbah Moen itu.
"Kuncinya ada di kalimatnya. Kalau orang tidak mendengarkan seksama itu ada pemaknaan yang berbeda. Bukan saya ahli, tapi karena saya tahu. Yang saya perhatikan di kata-kata itu, Mbah Moen sangat menekankan, yang maknanya disampaikan Mbah Moen, yakni; bapak Presiden ini, itu Presidennya Pak Prabowo. Tapi dimaknai, digoreng, dipanggang kelamaan, Ini Bapak Presiden adalah Pak Prabowo," kata Gus Syauqi dalam diskusi di Markas Terpadu C19 Poros Nyata Laskar KH Ma'ruf Amin (Master C19 Portal KMA), Menteng, Jakarta, Selasa (12/2/2019).
Ia menegaskan, ada pesan yang ingin disampaikan Mbah Moen lewat perkataan seperti itu.
"Kenapa harus kata-kata yang rumit? Kata itu yang digunakan. Mbah Moen ini ngetes. Ngetes, siapa sih orang yang suka bahan hoaks. Sambil menasehati kita, yang dengar telaah betul. Udah hoaks dinikmati, udah tahu racun, kok dinikmatin," ungkap Gus Syauqi.
Karenanya, menurut Gus Syauqi dengan kejadian ini, tahu akhirnya siapa yang suka membuat hoaks.
"Kita sekarang bisa tahu lah siapa yang bikin hoaks itu. Kira-kira begitu. Saya menangkapnya begitu," jelasnya.
Ia juga menyebut, jika salah, maka lebih kepada bahasa Arabnya, bukan atas namanya.
"Kalau mau salah, ke susunan bahasa Arabnya. Bukan nama yang salah. Itu 1.000 kali dibacakan Mbah Moen, akan tetap seperti itu. Karena memang susunannya begitu. Tapi karena Mbah Moen ini sering mengingatkan orang melalui doa. Itu luar biasanya beliau," tutupnya.