Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fifi seorang korban selamat dalam peristiwa bom Hotel JW Marriot mengungkapan bagaimana dirinya pertama kali bertemu langsung dengan adik Amrozi, Ali Fauzi.
Perempuan tersebut tampak berusaha untuk berdiri tegar menyampaikan apa yang dialaminya saat peristiwa nahas itu merusak kebahagiaannya.
Di depan panggung peluncuran sekaligus bedah buku 4 karya Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Polisi Suhardi Alius, Fifi sempat terlihat emosional saat mengingat pertemuannya kali pertama dengan adik dari pelaku Bom Bali I tersebut.
Baca: Kata Nikita Mirzani Soal Kedekatannya dengan Vicky Nitinegoro
Ketika melihat wajah Ali Fauzi saat itu, emosi Fifi langsung memuncak.
Saat itu, ia mengaku ingin menyiram wajah Ali Fauzi dengan garam dan cuka agar adik dari teroris Amrozi itu bisa merasakan kepedihan yang dialaminya dan para korban bom lainnya.
Saat melihat bagaimana rupa Ali Fauzi, perempuan berhijab itu menangis.
Tangisan itu terjadi pula dalam momen kali ini, saat ia bertemu dengan mantan teroris lainnya, Ali Imron yang hadir dalam acara peluncuran buku karya Kepala BNPT itu.
Baca: Airlangga: Komitmen Jokowi Menjaga Lingkungan Hidup Terlihat dari Pembangunan Infrastruktur
Suaranya parau, ia terlihat tidak bisa membendung air matanya yang jatuh saat mengenang peristiwa pertemuan tersebut.
Namun, itu menjadi titik pergolakan batinnya yang akhirnya membuatnya memutuskan bahwa dirinya harus ikhlas menerima apa yang telah ia alami.
"Dan titik di mana saya merasa ikhlas itu saya bertemu dengan Ali Fauzi, mungkin (dia) tidak ada di sini, pertama kali saya bertemu dengan bang Ali itu saya nangis, saya ingin sekali melihat muka beliau dan saya kasih garam, saya kasih cuka supaya dia merasakan bagaimana perihnya saya dan teman-teman," ujar Fifi, di Auditorium Lembaga Ketahanan Nasional, Jakarta Pusat, Kamis (14/2/2019).
Di hadapan Ali Fauzi, Fifi langsung melontarkan berbagai umpatan untuk melampiaskan kekesalannya kepada para teroris.
Baca: Soal Daftar Nama Menteri, Dahnil Anzar: Hanya Allah dan Prabowo yang Tahu
Namun, apa yang dilihatnya saat itu, kata dia, membuatnya merasa bahwa dirinya harus mengikhlaskan apa yang telah terjadi.
Saat dirinya mencaci, Ali Fauzi hanya bisa menangis dan meminta maaf.
Ia dan para korban lainnya pun akhirnya memaafkan apa yang telah dilakukan Ali Fauzi.
Karena menurutnya, Ali Fauzi telah bertobat dan tulus mengakui kesalahan serta tidak akan mengulangi tindakan radikal tersebut.
"Tapi pada saat itu saya caci maki, beliau (Ali Fauzi) diam malah menangis, terus saya bilang 'kenapa teroris bisa nangis?' akhirnya saya terenyuh bahwa oh ternyata apa yang disampaikan beliau, ketulusan beliau untuk hijrah, untuk tobat, saya dan teman-teman akhirnya bisa menerima," kata Fifi.