TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Golkar dinilai sebagai partai politik pendukung yang paling cepat merespon kebijakan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) termasuk dalam merespon hasil debat capres kedua yang dianggap Partai Golkar sebagai perdebatan yang berjalan lancar, damai, bersahabat, serta mengandung makna yang mendalam.
“Sikap Pak Airlangga yang langsung merespons dengan cepat terkait debat pertama dan kedua serta apa yang disampaikan Pak Jokowi sebagai capres dalam debat capres harus diapresiasi tinggi sebagai konsep pembangunan ke depan, dan saya rasa itu tidak dilakukan oleh partai-partai politik pendukung lainnya,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), DR. Ujang Komarudin kepada wartawan di Jakarta, Rabu (20/2/2019), menanggapi pidato politik Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto yang disiarkan di salah satu televisi swasta baru-baru ini.
Sebelumnya dalam pidatonya terkait hasil debat capres kedua, Airlangga Hartarto yang juga Menteri Perindustrian itu mengatakan dalam soal substansi, atau isi perdebatan, Partai Golkar memberikan tanda jempol kepada capres Jokowi.
"Uraian beliau berisi, penuh dengan rincian kebijakan, serta disampaikan dengan sangat jelas dan meyakinkan. Partai Golkar sangat setuju dengan sikap optimisme di balik uraian Pak Jokowi. Bangsa Indonesia harus yakin bahwa kita mampu merebut kemajuan di segala bidang," kata Airlangga.
Ujang menyebutkan, isi pidato Airlangga Hartarto dinilai sebagai nilai tambah secara objektif bahwa pemerintah dianggap sukses.
“Pak prabowo sendiri mengakui keberhasilan Pak Jokowi dalam memimpin pemerintahan, berdasarkan catatan saya enam kali Pak prabowo mengakui keberhasilan kerja Pak Jokowi sebagai presiden, tentu partai koalisi Jokowi atau partai koalisi Prabowo harus mengapresiasinya,” ujarnya.
Artinya, lanjut Ujang pemerintahan Jokowi dalam bidang infrastruktur, energi, lingkungan dan pangan tersebut telah berhasil.
“Pidato Pak Airlangga adalah dalam upaya memberikan semangat untuk Pak Jokowi untuk membangun bangsa 5 tahun ke depan,” katanya.
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini berharap, budaya saling mendukung yang positif, menyanjung dan membanggakan satu sama lain harus dikembangkan.
“Jadi seharusnya bukan mengembangkan narasi fitnah dan hoaks. Berbicara objektif dalam konteks sebagai partai pendukung maupun mengapresiasi sikap Pak Prabowo perlu dikedepankan, jangan buat air yang jernih menjadi keruh bahkan kotor karena saling protes, hujat dan membuat hoaks,” jelasnya.
Menurut Ujang, partai politik pendukung kedua pasangan capres perlu menjadikan sikap Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai contoh bagi partai pendukung lainnya.
“Partai lain hendaknya juga bisa memberikan statement yang menyejukkan dan penuh optimis seperti pidato Ketum Partai Golkar. Artinya setelah debat para ketua umum parpol diberikan kesempatan untuk mereview atau mengevaluasi debat itu,” harapnya.
Dalam kaitan ini, Airlangga dalam pidatonya merasa bangga dalam debat capres kedua ada perdebatan serta pertukaran pikiran antara Jokowi dan Prabowo Subianto yang berjalan lancar dan bersahabat.
"Kepada Pak Jokowi dan Pak Prabowo, Partai Golkar menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya," kata Airlangga.