Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kurang dari 35 hari menjelang hari pemungutan suara Pemilu 2019, serangan siber terhadap situs KPU RI kian sering terjadi. Pihak penyerang adalah hacker alias peretas yang berasal dari dalam dan luar negeri.
Menurut Komisioner KPU RI Viryan Aziz, para peretas punya beberapa motif yang mendasari mereka melancarkan aksinya.
Pertama, mereka cuma mau tahu alias iseng. Kedua, ungkapan kekesalan terhadap sesuatu. Ketiga, motif lain diluar dari dua motif tersebut.
“Ada beberapa kelompok hacker yang melakukan peretasan. Pertama, karena mereka hanya sekadar ingin tahu. Kedua, bisa jadi ada yang kesal. Terakhir, ada juga motif lain," kata Viryan saat ditemui di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2019).
Baca: Swiss Open 2019: Jonatan Christie Melenggang ke Babak Kedua
Bila aksi peretasan didasari pada motif lain yang mengandung unsur kepentingan, Viryan meminta masyarakat Indonesia untuk jangan melakukannya.
Jika mereka mau mengkritisi tahapan penyelenggara Pemilu, maka seluruh jajaran KPU mengaku siap menerima langsung masukan tersebut.
"Silakan bisa komunikasi dengan kita. Kan kita terbuka selama ini. Pernah tidak misalnya KPU bersikap antipati terhadap kritik dan saran atau masukan? Kecuali hoaks ya," ujar Viryan.
KPU berharap serangan terhadap situs KPU tidak lagi terjadi. Sebab pesta demokrasi lima tahunan sekali ini membutuhkan biaya yang cukup besar.
"Ini hajatan mahal apabila diserang, kita harap hacker bisa dukung kita. Kalau ada yang mau kritisi, silakan datang. kita siap dialog," pungkasnya menyudahi.