TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Nizar Zahro mengatakan, Rumah Siap Kerja (RSK) sebagai bentuk kehadiran negara kepada rakyatnya.
Politikus Partai Gerindra ini berjanji, akan mengawal RSK, baik dari segi aturan dan pendanaan jika nantinya Prabowo-Sandi terpilih di Pilpres 2019.
"Kami pasti akan mendukung dari segi aturan dan anggaran untuk terlaksana," kata Nizar.
Saat era digital saat ini, terjadi ketidaksesuaian antara keahlian dan keterampikan pencari kerja dengan kebutuhan industri.
Alhasil, tamatan sekolah berbasis vokasi juga dihadapkan dengan persoalan yang sama.
Bahkan tamatan SMK menjadi salah satu kelompok penyumbang pengagguran.
Sebaliknya, perkembangan perusahaan rintisan (startup) juga menumpuk di Jabodetabek.
Sementara dampak otomatisasi yang akan terjadi sektor otomotif dan tekstil, pakaian dan alas kaki, juga harus diantisipasi.
Merujuk pada persoalan tersebut, CEO Makna Informasi, M Rahmat Yananda menilai Rumah Siap Kerja (RSK) yang diusung pasangan Prabowo-Sandi harus menawarkan kebaruan dan menjawab tantangan-tantangan tersebut.
"RSK harus berperan sebagai ruang inovasi dan platform kolaborasi. Misalnya di tahap awal, RSK dapat membantu memetakan kebutuhan antara industri dan pekerja di era ekonomi digital," kata Rahmat.
Rahmat mengingatkan, RSK harus membantu sekolah berbasis vokasi diarahkan untuk melahirkan pengembang perangkat lunak.
Selain itu, RSK perlu mendorong perusahaan rintisan lokal.
Hal ini untuk mencegah terjadinya perpindahan tenaga ahli dan terampil lokal ke Jabodetabek.
"Dengan rekam jejaknya sebagai pengusaha muda yang sukses, Sandiaga Uno akan mampu mengantisipasi tantangan tersebut," katanya.