TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA-Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menilai ditunjuknya Suharso Monoarfa sebagai pelaksana tugas Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan sudah tepat.
"Tepat sekali, karena beliau tokoh senior PPP yang dihormati internal," ujar Qodari Minggu (17/3/ 2019).
Suharso Monoarfa menjadi Plt Ketua Umum PPP menggantikan ketua umum sebelumnya, Romahurmuziy, yang ditetapkan sebagai tersangka suap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Baca: Suharso Monoarfa Ditunjuk Menjadi Plt Ketum PPP
Romy resmi diberhentikan sebagai Ketua Umum PPP dalam rapat pengurus harian DPP PPP. Rapat turut dihadiri pimpinan majelis.
Selain diberhentikan, Romy juga memberikan surat pengunduran diri sebagai ketua umum. Ia terjerat kasus dugaan suap jual beli jabatan di Kementerian Agama baik di pusat maupun daerah.
Romy tertangkap tangan oleh KPK,Jumat (15/3/2019) lalu.
Baca: Maruf Amin Janji Buat Badan Riset Nasional dan Siapkan Dana Abadi Riset jika Terpilih
Qodari menilai, sosok Suharso selain dihormati, juga memiliki relasi dan komunikasi luas dan bagus dengan pihak di luar partai.
Kendati begitu, mengenai peluang PPP memenuhi ambang batas parlemen akan tergantung pada strategi yang dilakukan.
"Selain konsolidasi internal, diperlukan gebrakan komunikasi politik baru untuk meng-counter efek negatif yang mungkin timbul akibat Romy tersangka," ujarnya.
Kasus Romy yang terseret kasus suap ini,lanjutnya mempengaruhi citra partai politik ketimbang citra para calon legislatif. Suara PPP merupakan hasil kombinasi citra parpol dan caleg.