Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ancaman Politikus Senior Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais akan menggerakan kekuatan rakyat (people power) terlalu berlebihan.
"Apalagi sampai menghiraukan hukum. Yang ada jelas ini preseden buruk seolah olah rakyat diajak untuk tidak percaya pada hukum yang ada atau pada lembaga hukum yang mengurusi sengketa," ujar Pengamat Politik dari Universitas Jenderal Achmad Yani, Arlan Siddha kepada Tribunnews.com, Selasa (2/4/2019).
Amien Rais mengancam akan melakukan people power jika ada kecurangan di Pilpres 2019, ketimbang mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Sebagai elite politik senior, menurut dia, seharusnya bisa memberi contoh baik dalam berdemokrasi sehingga tercipta suasana yang kondusif.
Baca: Masih Ada Kawin Paksa di Beberapa Pernikahan di Gunungkidul
Baca: Tebakar Cemburu Setelah Pengakuan Perselingkuhan Sang Istri, Sukadi Bacok Mulyono
Arlan Siddha pun melihat seperti adanya ketakutan kalah di diri Amien Rais dalam pilpres nanti, ketika menyampaikan ancaman itu.
"Kekhawatiran kalah dan membuat rakyat akhirnya menaruh curiga pada penyelenggara pemilu. Penggiringan opini bahwa seolah-olah akan curang, akan membuat rakyat semakin yakin," jelasnya.
Seharusnya imbuh dia, mantan ketua MPR RI itu bisa membantu penyelenggaraan pemilu dengan memberi data, jika benar ada kecurangan ke Bawaslu.
"Hal tersebut selain sama sama mengawal pemilu bersih dan adil juga bisa memberi edukasi kepada masyarakat Ini jauh lebih baik daripada hanya sekedar ancam mengancam" ucapnya.
Baca: Penjelasan BPN Tentang Novel Baswedan akan Jadi Jaksa Agung: Masa Wacana Saja Tidak Boleh?
Meskipun demikian ia yakin, ancaman Amien Rais dalam menggerakan people power karena hasil pemilu, tidak akan mendapat perhatian publik.
"Saya pikir tidak akan berpengaruh karena banyak masyarakat yang berangsur mulai cerdas dalam pemahaman politik," tegasnya.
Sebelumnya, Amien Rais mengatakan Apel 313 yang digelar di depan Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (31/3/2019) kemarin untuk mencegah terjadinya kecurangan di Pemilu 2019.
Ketua Dewan Kehormatan PAN itu mengancam akan menggerakkan massa jika terjadi kecurangan di Pemilu 2019.
"Kalau sampai tim kami bisa membuktikan ada kecurangan yang sistematis, terukur dan masif, kami akan bertindak tidak perlu lagu kami datang ke MK. Kami menggerakkan rakyat (people power)," ujarnya.(*)