Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Pemerintah memang terus berfokus untuk menggenjot infrastruktur menjelang akhir periode 5 tahun kepemimpinan, salah satu yang menjadi fokus adalah proyek pembangunan Waduk Pidekso.
Pengerjaan proyek tersebut memang menjadi tanggung jawab pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), sama seperti proyek infrastruktur lainnya.
Proyek Waduk Pidekso masuk dalam proyek strategis nasional dan memiliki letak di Desa Pidekso, Wonogiri, Jawa Tengah.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pun menyempatkan diri untuk meninjau secara langsung waduk tersebut di tengah agendanya yang padat pada pekan ini.
Baca: Persebaya Surabaya vs Madura United: Persebaya Harusnya Banyak Ciptakan Gol kata Djadjang Nurdjaman
Ditemui usai meninjau waduk tersebut, ia mengatakan bahwa meski sedang berlibur, dirinya tetap mengupayakan untuk bisa menjalankan tugasnya sebagai menteri.
Satu diantaranya dengan melakukan peninjauan waduk yang dimulai pembangunannya sejak Januari 2015 lalu.
Melihat langsung, ia menilai waduk itu sudah mulai bisa dipasangi pipa.
Hal itu karena bahan baku air bersih untuk proses irigasi bagi daerah sekitarnya sudah dianggap cukup siap.
"Nah ini saya mumpung liburan gitu ya, jadi saya ke sini tadi lihat intake air baku untuk Wonogiri dan (kawasan) sekitarnya, Sukoharjo, Solo udah siap untuk kita pasang pipanya," ujar Basuki, saat ditemui di Kompleks proyek Waduk Pidekso, Wonogiri, Jawa Tengah, Rabu (3/4/2019).
Basuki kemudian menjelaskan bahwa pembangunan Waduk Pidekso memang telah lama diwacanakan.
Bahkan penandatanganan kontrak pun telah dilakukan sejak awal 2015 silam, namun karena terkendala pembebasan lahan maka proyek tersebut harus tertunda.
"Dan saya lihat ini Pidekso, Pidekso ini sudah lama sekali (mau dibangun), dan ditandatangan kontrak mungkin 2015 Januari, tapi belum bisa berjalan karena masalah pembebasan lahan waktu itu," jelas Basuki.
Beruntung, pemerintah bisa melaksanakan pembangunan proyek tersebut pada tahun 2018 dengan progress yang ia anggap sangat memuaskan.
"Dan baru dapat kita laksanakan pada bulan Maret 2018 ini, tapi kita lihat progressnya sudah sangat bagus," kata Basuki.
Bahkan Basuki tidak segan memuji kontraktor tunggal proyek itu, yakni PT PP yang telah mengerjakan proyek Pidekso dengan detail yang rapih dan jauh lebih baik dari proyek infrastruktur lainnya, "Ini salah satu product dari PT PP yang selalu pasti lebih rapih dan lebih baik hasilnya,".
Terkait capaian progress untuk pembangunan Waduk Pidekso, ia menyebut target yang telah dicapai kini baru sekitar 50 persen.
Sementara anggaran yang digelontorkan untuk pembangunan waduk yang difungsikan untuk irigasi persawahan itu mencapai nilai sekitar Rp 450 miliar.
"Ah ini progressnya sekitar 50 persen, anggaran semua untuk di bendungan ini ada sekitar 450 miliar (rupiah)," papar Basuki.
Untuk kapasitas penampungan air, waduk ini mampu menyimpan sekitar 25 juta meter kubik untuk pendistribusian pada 1.500 hektar lahan.
Pidekso memang diharapkan bisa membantu sistem pengirigasian tersebut dengan bahan baku air bersih sebanyak 300 liter per detik.
"Daya tampungnya kapasitasnya sekitar 25 juta meter kubik yang nanti bisa dipakai untuk mengairi irigasi di sekitar sini 1.500 hektar, dengan air bakunya tadi sekitar 300 liter per detik ya," tegas Basuki.
Terkait pembangunan proyek itu, kata dia, pemerintah telah membebaskan 1.333 dari 1.600 lahan dengan ketentuan ganti untung.
Masyarakat yang memiliki hunian atau tanah di kawasan yang masuk dalam area proyek tersebut direlokasi ke tempat yang jauh lebih tinggi.
"Ini alhamdulillah dari 1.600 bidang, sudah 1.333 bidang yang dibebaskan, kita lihat relokasi rumah kan bagus-bagus rumahnya (tapi) itu rumah-rumahnya (berada) di bawah, (makanya) direlokasi ke atas dengan (sistem) ganti untung," tutur Basuki.
Proyek pembangunan Waduk Pidekso sebelumnya dijadwalkan rampung pada 2020, namun penyelesaiannya harus tertunda dan mundur satu tahun lantaran sejumlah kendala yang muncul.
Sehingga Widekso pun ditargetkan selesai pada Juni 2021 mendatang.
"(Proyek ini) seharusnya tahun 2020 selesai, tapi karena (pengerjaannya) mundur, kita akan selesaikan tahun 2021 dan mudah-mudahan bisa kita selesaikan bulan Juni 2021," pungkas Basuki.
Perlu diketahui, selain menjadi waduk untuk pengirigasian pada 1.500 hektar, nantinya Pidekso juga diharapkan bisa menjadi pengendali banjir serta lokasi konservasi dan pariwisata untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.