TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyampaikan duka cita yang mendalam untuk petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia dalam tugas untuk menyukseskan Pemilu Serentak 2019.
Tjahjo Kumolo juga turut mendoakan petugas KPPS yang sakit karena kelelahan melakukan penghitungan suara di TPS.
"Kami berduka cita atas meninggalnya sejumlah petugas KPPS di beberapa tempat, kami juga turut mendoakan petugas yang sakit karena kelelahan selama bertugas di TPS, segera sembuh dan pulih seperti sedia kala," kata Tjahjo Kumolo.
Tjahjo Kumolo mengakui, pekerjaan sebagai penyelenggara pemilu sangat berat dan menguras tenaga.
Oleh karena itu, ia memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh jajaran penyelenggara Pemilu.
"Keluarga besar Kemendagri dan BNPP memberikan apresiasi setinggi-tingginya untuk para penyelenggara Pemilu, petugas KPPS yang telah berjuang untuk kesusksesan agenda besar nasional ini, kami tahu ini merupakan pekerjaan yang tak mudah," ungkap Tjahjo Kumolo.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah petugas KPPS sakit dan meninggal dunia usai bertugas dalam pemungutan dan penghitungan suara.
Baca: Gelagat Koalisi Adil Makmur Pecah Kongsi, Demokrat Bantah Tinggalkan Prabowo
Ada pula yang meninggal dunia kecelakaan karena diduga kelelahan usai mengawal proses pemilu.
Petugas KPPS adalah para sukarelawan yang rela berkorban dan bekerja iklas karena kecintaannya pada negara Indonesia.
"Petugas KPPS yang meninggal adalah para syuhadah kusuma bangsa, yang di dalam darahnya mengalir rasa, semangat dan jiwa cinta tanah air, rela berkorban demi pengabdian kepada negara dan melayani masyarakat di sekitar," kata Tjahjo Kumolo.
"Amal baktinya akan diberikan surga terbaik disisi Allah SWT Tuhan Yang Kuasa yang senantiasa menolong dan melindungi bangsa ini," kata Tjahjo Kumolo.
Belasan KPPS Meninggal
Pemilu Serentak 2019 dengan lima jenis pemilihan meninggalkan duka sendiri bagi para keluarga petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang bertugas di tempat pemungutan suara (TPS).
Tercatat, sudah belasan petugas KPPS meninggal dari rangkaian proses pemungutan suara pada 17 April.
Untuk wilayah Jawa Barat saja, terdapat sepuluh petugas KPPS yang meninggal. Sebagian karena kelelahan proses penghitungan suara di TPS.
"Sejauh ini ada 10 orang yang kami terima laporannya meninggal dunia di Kabupaten Garut, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Pangandaran," ujar Ketua KPU Jabar, Rifqi Ali Mubarok di Jalan Garut, Jumat (19/4/2019).
"Kami sedang upayakan beri santunan kepada keluarga yang ditinggalkan karena mereka tidak terproteksi," kata Rifqi Ali Mubarok.
Pemilu 2019 kali ini terdiri dari Pemilihan Presiden, Pemilihan Anggota DPR RI, Anggota DPRD Kabupaten/kota, Pemilihan Anggota DPRD Provinsi serta Pemilihan Anggota DPD RI, dilakukan secara serentak.
Pada pemilu sebelumnya, kelima pemilihan tersebut dilakukan secara terpisah.
"Hampir semuanya ada yang serangan jantung, karena faktor kelelahan ada juga meninggal setelah menerima laporan kekurangan surat suara ini mungkin stres, ada juga faktor kelelahan ini kami terima laporan ini mungkin juga jadi bahan evaluasi ke depannya," ujar Rifqi Ali Mubarok.
Ia mengakui, teknis pelaksanaan Pemilu 2019 ini memakan waktu cukup panjang.
Pada saat pra-pemilu saja, mereka disibukkan dengan logistik dari mulai kotak suara hingga surat suara.
Belum lagi urusan administrasi yang membutuhkan kejelian.
Baca: Daftar 10 Polisi Meninggal saat Tugas Pemilu 2019, Salah Satunya Jenderal Bintang 1
Pascapencoblosan, mereka disibukkan lagi dengan penghitungan surat suara pilpres, pileg dan surat suara anggota DPD RI yang ditotal jumlahnya mencapai ribuan.
Tidak jarang, penghitungan suara ini pada Rabu (17/4/2019) berlangsung hingga dini hari dan pagi.
Menurut Rifqi Ali Mubarok, itu harus jadi bahan evaluasi ke depan.
Selain wilayah Jawa Barat, sejumlah petugas KPPS di wilayah lain juga meninggal dunia karena kelelahan dengan proses penghitungan suara.
Seperti terjadi pada Ketua KPPS 017 Tamansari, Jakarta Barat berinisial AS. Korban meninggal dunia saat sedang melakukan pemungutan suara Pemilu 2019.
Anggota KPPS di TPS 03, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Samarinda Ilir, Kalimantan Timur, Dany Faturrahman (41) meninggal dunia pada Kamis (18/4/2019) pagi, setelah lembur menjalankan tugasnya sebagai petugas KPPS.
Belum lama petugas KPPS yang meniggal dunia di Malang Jawa Timur dan beberapa wilayah lainnya.
Selain itu, ada juga Ketua KPPS yang meninggal dunia karena gantung diri seusai penghitungan suara TPS.
Tugiman (53) yang juga Ketua KPPS di TSP 21, Padukuhan Pisangan, Kelurahan Tridadi, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Jogjakarta, ditemukan meninggal karena gantung diri di jemuran belakang dapur rumah pada Jumat pagi.
Korban sebelum mengakhiri hidupnya telah menyelesaikan tugasnya sebagai KPPS di TPS dan tidak bermasalah.
Motif kasus bunuh diri ini masih diselediki kepolisian setempat, namun diduga karena masalah pribadi.
Diberi Santunan
Komisi Pemilihan Umum (KPU) berencana memberikan santunan kepada petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia dan sakit karena kelelahan melakukan penghitungan suara di TPS.
"Ya bisa nanti orang sakit, meninggal, kita santuni lah," kata Komisioner KPU Ilham Saputra di kantor KPU Ri di Jakarta.
Ilham Saputra mengatakan, petugas KPPS yang sakit maupun meninggal dunia tidak hanya disebabkan karena faktor kelelahan, tetapi ada pula yang terkena serangan jantung.
Ia mengakui, pekerjaan sebagai penyelenggara pemilu sangat berat dan menguras tenaga.
Oleh karena itu, KPU memberikan apresiasi yang tinggi kepada seluruh jajaran penyelenggara pemilu.
"Atas nama KPU RI apresiasi kepada penyelenggara pemilu bawah, petugas KPPS yang sakit, yang meninggal," ujar Ilham Saputra.
"Menurut kami, mereka pahlawan demokrasi yang kemudian nanti akan berikan penghargaan kepada mereka semua, juga penyelenggara pemilu kabupaten dan provinsi yang menyelenggarakan Pemilu 2019 yang sampak saat ini relatif berjalan baik," sambungnya.
10 Polisi Meninggal
Proses Pemilu Serentak 2019 dengan lima jenis pemilihan menguras tenaga dan pikiran, baik penyelenggara maupun petugas pengamanan proses pesta demokrasi lima tahunan itu.
Data sementara, sebanyak sepuluh anggota Polri meninggal karena kelelahan, sakit dan kecelakaan saat tugas pengamanan TPS dan distribusi logistik.
"Terakhir di data kami ada sembilan orang yang meninggal, kemudian ditambah 1 lagi meninggal hari ini yaitu Bapak Brigjen Syaiful Zachri," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo dalam keterangannya, Jumat (19/4/2019).
Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan, para anggota Polri itu meninggal saat menuju ke tempat pemungutan suara (TPS) hingga karena kelelahan mengawal kotak suara.
Seperti terjadi pada anggota Bhabinkamtibmas Cilengkrang, Polsek Cileunyi, Jawa Barat, yang gugur karena kelelahan setelah mengawal kotak suara.
Selain itu, ada juga seorang anggota Polri dengan pangkat jenderal bintang satu, Brigjen (Pol) Syaiful Zachri yang meninggal di Labuan Bajo, NTT.
Brigjen (Pol) Syaiful Zahri yang menjabat sebagai Direktur Binpotmas Korbinmas Baharkam Polri meninggal akibat serangan jantung saat menjalankan tugasnya sebagai ketua tim asistensi Operasi Mantap Brata untuk wilayah NTT.
Mantan Kapolda Bangka Belitung itu sempat dilarikan ke Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo. Namun, nyawanya tidak tertolong.
Pada Jumat sore, jenazah almarhun diterbangkan ke Jakarta melalui Bandara Komodo Labuan Bajo.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menyampaikan ucapan duka cita atas gugurnya sepuluh anggota Polri saat melaksanakan tugas negara ini.
"Di tengah suksesnya Pemilu Serentak 2019 sebagai salah satu Pemilu langsung terbesar dalam sejarah Indonesia, menyisipkan duka bagi para Bhayangkara Negara," ujar Tjahjo Kumolo.
Informasi yang diperolehnya, sepuluh anggota anggota Polri meninggal karena sakit, kelelahan, hingga ada yang mengalami kecelakaan saat menuju lokasi TPS.
"Pengabdian dari para anggota Polri yang meninggal dunia dalam tugas suksesnya Pemilu Serentak 2019 sangat luar biasa bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Saudara-saudara adalah Putera-putera terbaik bangsa," terang Tjahjo Kumolo.
Baca: Bawaslu Minta Kubu Prabowo dan Jokowi Awasi Rekapitulasi Data C1
Berikut daftar 10 anggota Polri yang meninggal dunia saat tugas Pemilu 2019:
1. Aiptu M Saepudin, Bhabinkamtibmas Cilengkrang, Polsek Cileunyi. Gugur karena kelelahan setelah mengawal kotak suara.
Baca: Jokowi-Maruf Tetap Unggul di Real Count KPU, Berikut Data Sebaran Per Provinsi dari 3,7 Persen TPS
2. Aiptu M Supri, anggota Polresta Sidoarjo. Supri gugur saat melaksanakan pengamanan TPS 21 di Desa Bareng Krajan, Kecamatan Krian, Sidoarjo, Jawa Timur.
3. AKP Suratno, Panit Subdit II Ekonomi Ditintelkam Polda Kaltim. Suratno gugur dikarenakan sakit.
4. Brigadir Prima Leion Nurman Sasono, anggota Polsek Cerme, Polres Bondowoso. Prima gugur dalam kecelakaan menuju TPS.
5. Bripka Ichwanul Muslimin, personel Polres Lombok Tengah, Polda NTB. Gugur karena kecelakaan menuju salah satu Polsek untuk apel kesiapan pengamanan TPS.
6. Aipda Stef Pekualu, anggota Polres Kupang, NTT. Gugur saat pengamanan Pemilu 2019.
7. Brigadir Arif Mustaqim, anggota Brimob Cikarang, Polda Metro Jaya. Gugur saat pengamanan Pemilu 2019.
8. Brigadir Slamet Dardiri, anggota Polsek Tosari, Polres Pasuruan. Gugur dalam kecelakaan saat pengamanan Pemilu 2019.
9. Aiptu Jonter Siringoringo, anggota Polres Dairi, gugur dalam tugas mengamankan TPS.
10. Brigjen (Pol) Syaiful Zahri, Direktur Binpotmas Korbinmas Baharkam Polri.
Satu Lagi Polisi Meninggal
Terkini, jajaran Polri berduka setelah kehilangan salah seorang personelnya yang bertugas mengawal Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kabupaten Dairi.
Diketahui, Aiptu Jonter Siringoringo (51) gugur setelah menjalankan tugas mengawal TPS di Tiga Baru, Kecamatan Pegagan Hilir, Dairi Sumut.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Aiptu Jonter Siringoringo merupakan anggota Satuan Reserse Kriminal Polres Dairi.
Dia meninggal dunia pada Kamis (18/4/2019).
Almarhum berjaga di TPS Tiga Baru, Kecamatan Pegagan Hilir, Dairi Sumut sejak Rabu (17/4/2019) hingga pergeseran surat suara dari TPS ke PPS pada Kamis (18/4/2019).
"Beliau sempat mendapatkan perawatan sekitar 2 jam di RSUD Sidikalang," kata Kasubbag Humas Polres Dairi, Ipda Donni Saleh, Sabtu (20/4/2019).
Donni menceritakan, Aiptu Jonter Siringoringo sempat merasa dadanya sesak, dia kemudian permisi pulang kepada Kapolsek Sumbul AKP Abdul Rahman Siregar.
Sekitar pukul 14.00 WIB, Aiptu Jonter Siringoringo tiba di rumah.
Kepada istrinya dia mengeluh napas dan dadanya sesak.
Sekitar pukul 14.20 WIB Aiptu Jonter Siringoringo dibawa ke RSUD Sidikalang untuk diperiksa.
"Namun sekitar pukul 16.50 WIB dia meninggal di UGD RSUD Sidikalang," ujar Donni.
"Dari hasil pemeriksaan pihak RSUD Sidikalang, beliau disebutkan mengalami serangan jantung," ungkap Donni.
Jenazah Jonter kemudian dibawa ke rumah duka di Jalan Pemuda Sidikalang.
Para pimpinan di jajaran Polres Dairi sudah datang melayat, termasuk Kapolres Dairi AKBP Erwin Wijaya Siahaan. (tribun network/puspen kemendagri/kompas.com/rina ayu/tribun medan)