"Masyarakat diharap untuk tenang dan percayakan kepada kepolisian yang sudah memiliki pengalaman puluhan tahun untuk melakukan antisipasi dan penegakkan hukum terhadap kelompok teroris yang ada di Indonesia," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Senin (22/4/2019).
Ia menjelaskan jika pihaknya telah melakukan monitoring dan memetakan sel-sel tidur teroris di Indonesia.
Densus 88 Antiteror dan Satgas Antiteror di polda-polda, lanjut Dedi, telah mengantisipasi ancaman tersebut, terutama pasca penangkapan teroris di Sibolga.
"Pasca kejadian teroris di Sri Lanka, Kepolisian RI jauh sebelum kejadian itu atau pasca di Sibolga, sudah melakukan mapping, profiling dan identifikasi terhadap sel-sel tidur yang ada di Indonesia," kata dia.
Lebih lanjut, jenderal bintang satu itu menuturkan kepolsian telah memperkuat monitoring teroris pasca kejadian di Sibolga.
"Penguatan terhadap monitoring terus dilakukan baik dari seluruh Satgas Antiteroris dan radikalisme di polda-polda dengan Densus 88, dan stakeholder terkait, terus melakukan monitoring sleeping cell maupun di beberapa wilayah," pungkasnya.