TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hanya satu hari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga melakukan input formulir C1 di Hotel Ambhara Jakarta, yakni pada (17/4/2019).
Setelah itu mereka melakukan pengunggahan data C1 yang tersebar di beberapa tempat.
Hal itu dijelaskan oleh Direktur Relawan BPN, Ferry Mursyidan Baldan yang membenarkan pihaknya saat ini melakukan input di beberapa tempat.
"Iya kemarin itu hanya satu hari saja. Malam selesai karena ingin mengetahui hitung cepat. Sekarang, kita ada di beberapa tempat untuk input C1," jelasnya kepada Tribun di Media Center Prabowo-Sandiaga, Jakarta, Selasa (23/4)
Alasannya, kata Ferry, karena formulir C1 plano tersebut adalah hal yang krusial bagi penghitungan suara.
Baca: BPN Sebut Real Count Prabowo-Sandi Dipusatkan di DPP Gerindra, Petugas Ungkap Fakta Berbeda
Terlebih, melakukan input data harus benar-benar fokus dan tidak enak apabila ada orang yang lalu lalang, mengganggu konsentrasi relawan yang bekerja.
"Kalau di ruangan besar begitu, tidak kondusif lah. Jadi, ada beberapa tempat untuk unggah dan juga penyimpanan. Di sekitar sini juga ada," ungkap dia.
Saat ditanya mengenai lokasi persisnya, Ferry meminta kepada Tribun untuk tidak mempublikasi karena ada beberapa pertimbangan.
Baca: KPU Diminta Rekapitulasi Ulang Berbasis C1 Plano
Namun demikian, dia menjelaskan bahwa banyak relawan dan juga partai politik pendukung memiliki data yang nantinya juga akan membantu proses penghitungan C1.
"Partai pendukung punya masing-masing. Relawan juga ada sendiri-sendiri, kita juga punya sendiri. Nanti ini akan saling mengisi," imbuh dia.
Hal serupa dikatakan oleh Koordinator Nasional Ruang Sandi, Dimas Akbar. Kata dia, tidak ada lokasi khusus untuk melakukan unggah C1. Baginya, terlalu rawan apabila lokasi mereka diketahui. Bagaimanapun, jelas dia, perihal pengunggahan data melalui sarana teknologi.
"Kami khawatir apabila data yang kami unggah ini di-hack. Jadi, memang tidak ada lokasi khusus. Kita bisa saja upload di kedai kopi atau di tempat kerja para relawan. Bisa juga di rumah salah satu relawan," urainya.
Salah satu tempat yang Senin (22/4) malam dilakukan pengunggahan data berada di salah satu kedai kopi terkenal di Jakarta Selatan. Mereka menyewa satu ruangan khusus bagi tim untuk mengunggah data.
Dari kedai satu ke kedai lainnya, merupakan hal yang biasa mereka sambangi hanya untuk memasukkan form C1.
"Biasa kami begitu. Semalam itu kami di .....(nama kedai kopi) di lantai dua, karena murah sekalian kami sewa. Sekarang kami tersebar di Jakarta, Banten, sama Depok," jelas dia.
Sejauh ini sudah 13.700 data yang masuk berdasar pada foto formulir C1 yang dikirimkan oleh relawan dan saksi di lapangan melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp serta call centre. Hal itu dilakukan mereka agar lebih memudahkan masyarakat untuk melapor.
Dari Ruang Sandi, data juga akan masuk ke tim Badan Pemenangan Nasional (BPN). "BPN ini relawannya banyak. Kami hanya salah satu saja yang melapor ke mereka," ucapnya.
Siapkan 500 Plastik Container
Wakil Direktur Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, Lukman Edy mengatakan relawan dan juga kader partai politik pendukung, masih akan tetap bekerja di Hotel Grand Melia Jakarta hingga 22 Mei 2019.
Hal itu guna melakukan input data C1 dari saksi, relawan, maupun bantuan dari partai politik.
"Data yang masuk ini menjadi hasil real count kami dan akan kami lakukan rilis setiap harinya sekaligus untuk membongkar kebohongan data yang dimiliki kubu BPN," tegas dia.
Bahkan jelas dia akan ada data C1 manual sebanyak 500 plastik container besar yang sudah disiapkan PDIP untuk TKN.
Dari hal itu, pihaknya ingin benar-benar memastikan data tersebut benar adanya dan tidak ada satupun suara yang tercecer.
Petugas input data di Hotel Gren Melia sebanyak 50 orang juga bekerja selama 24 jam bergantian untuk memasukan data. Dananya, berasal dari TKN langsung.
"Kita siapkan semuanya. Sumber dana dari kami semua," ujarnya.
Salah satu yang diungkap olehnya adalah data BPN yang menyebutkan menang sebanyak 60 persen di Bangka Belitung dan pasangan Jokow-Maruf dengan angka 39 persen.
Baca: KPU RI Tak Tutup Kemungkinan Kesalahan Input Data C1 ke Situng karena Faktor Kesengajaan
Namun, jelas dia, data tersebut tidak valid, karena penghitungan mereka Jokowi-Maruf menang 64 persen dan Prabowo-Sandi di angka 35 persen.
"Data dari KPU sementara ini, kami menang 66 persen dan Prabowo-Sandi di angka 33 persen," jelasnya.
Setelah ditelusuri, kata dia, data BPN yang diumumkan hanya berdasar pada dua TPS saja. Sementara TPS lainnya tidak dihitung.
Tribun kemudian bertanya mengenai data dua TPS yang dimiliki oleh TKN, pasalnya, selama ini belum ada rilis data resmi dan pembukaan data dari BPN di Bangka Belitung.
Lukman mengatakan, data itu dimiliki dari media sosial yang postingannya saat ini sudah dihapus.
"Ada. Kami punya datanya dari media sosial. Tidak lama kemudian dihapus. Kami juga sudah melakukan pengecekan. Bahwa apa yang mereka sampaikan itu baru di dua TPS saja," kata Lukman.
Lukman mengatakan TKN akan terus mempublikasikan hasil real count di tiap provinisi setiap harinya. Pihaknya ingin membuktikan bahwa pernyataan menang kubu Prabowo-Sandiaga dengan persentase 62 persen adalah tidak tepat. "Kalau kami kalah, kami juga akan tetap umumkan," tukas dia.