Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Bawaslu RI Mochammad Afifuddin mengimbau kepada para pengawas untuk tidak bekerja terlalu keras.
Ia malah menyarankan kepada para pengawas yang sedang bekerja dan merasakan fisiknya rentan supaya mengambil jeda istirahat.
"Saya malah suruh mereka istirahat. Maksudnya supaya bisa di backup yang lain. Itu kan situasi yang sudah bisa dijelaskan, orang sudah begitu (sakit)," kata Afifuddin di KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2019).
Baca: Akan Ada Kawasan Khusus Halal di Indonesia, Bangunannya Perpaduan Mekkah dan Tradisional
Afifuddin juga mengatakan para pengawas pemilu di daerah dapat di back up petugas yang lain bila kondisi yang bersangkutan tidak memungkinkan untuk terus bekerja.
Ia berkaca dari satu video yang memperlihatkan seorang petugas pengawas Pemilu dengan tangan terinfus masih terus mengawasi pelaksanaan rekapitulasi suara.
Kata Afifuddin, video tersebut menggambarkan bagaimana seorang petugas pengawaa Pemilu tidak lagi memikirkan kondisi yang ia dapat, lantaran dibenaknya sudah tertanam menyukseskan Pemilu tanpa kecurangan.
Baca: 2 Orang Meninggal Dunia dan 2.258 Jiwa Mengungsi Akibat Banjir di Jakarta
"Ya itu makanya kalau yang satu capek yang lain dulu (Backup). Mereka ini sudah tidak melihat apa yang mereka dapatkan, yang mereka lihat sudah merah putih, Pemilu berhasil," tuturnya.
Lebih lanjut Afifuddin berharap pelaksanaan proses rekapitulasi suara manual berjenjang yang dilakukan KPU RI bisa selesai tepat waktu.
Karena tenggang waktunya, hanya sampai 22 Mei 2019 untuk merampungkan seluruh rekap secara nasional.
Baca: Di Wilayah Sumatera Prabowo-Sandi Unggul di 6 Provinsi, Jokowi-Maruf Unggul di 4 Provinsi
"Harapan kita masih tepat waktu. Tadi kita sama sama KPU mencoba sekuat tenaga dulu untuk cepat," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 55 pengawas Pemilu dari berbagai daerah meninggal dunia saat bertugas mengawasi jalannya proses pesta demokrasi.
Kebanyakan para petugas kelelahan usai menjalankan tugas yang berat.
"Sudah ada 55 orang (meninggal dunia). Kita mendoakan mereka, memberikan santunan sambil melanjutkan tugas-tugas mereka yang jenjang-jenjangnya nanti akan berakhir," ucap Afifuddin.