Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Komisioner KPU yang juga peneliti di Network for Democracy and Electoral Integrity (Netgrit), Ferry Kurnia Rizkiyansyah menyampaikan duka cita atas meninggalnya sejumlah anggota KPPS usai pemungutan suara 17 April lalu.
Menurutnya perlu ada evaluasi terhadap sistem Pemilu, sehingga kejadian serupa tidak terulang.
Baca: 230 Petugas KPPS Meninggal Dunia, KPU Proses Agar Santunan Segera Cair
"Saya berduka dan berempati sedalam-dalamnya. Banyak penyelenggara yang gugur dalam aktivitas tugasnya. Ini jadi catatan untuk kita semua terutama penyelenggara yang sedang merekap Pemilu. Ini jadi catatan yang perlu diperbaiki ke depan," ujar Ferry dalam diskusi di Kawasan Menteng, Jakarta, Sabtu, (27/4/2019).
Hanya saja menurut Ferry, sebaiknya proses evaluasi tersebut dilakukan usai semua tahapan Pemilu dilalui.
Evaluasi tidak dilakukan sekarang karena KPU masih fokus pada proses rekapitulasi suara.
"Fokus saja di sana sehingga masyarakat bisa tetap mempercayai proses aktivitas kerja mereka. Bahwa kemudian ada teman-teman yang gugur, itu bisa dijadikan pelajaran pada evaluasi mendalam nantinya," katanya.
Salah satu catatan yang harus diskusikan usai penyelenggaraan Pemilu 2019 yakni masalah sistem Pemilu.
Misalnya apakah mau tetap menggunakan sistem proporsional terbuka seperti sekarang ini atau sistem campuran yang istilahnya Mix Member Proportional (MMP).
Catatan selanjutnya yakni masalah teknis Pemilu.
Baca: Wali Kota Risma Beri Beasiswa & Pekerjaan di Pemkot Surabaya untuk Anak Petugas KPPS yang Meninggal
Ia berpendapat bahwa kampanye Pemilu tidak perlu terlalu panjang.
"justru Mekanisme logistik yang harus tertata dengan baik, tepat waktu, tepat jumlah, tepat sasaran, tepat kualitas, itu jadi perhatian yang harus dilakukan," pungkasnya.
Petugas KPPS Meninggal 230 Orang
Jumlah petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia karena kelelahan dan sebab lain saat Pemilu Serentak 2019 terus bertambah.