Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) menyampaikan pengalamannya saat bertemu Wakil Presiden Tiongkok Wang Qishan, kala menghadiri Business Forum yang digelar di Kempinski Hotel, Beijing, Tiongkok, Jumat (26/4/2019).
JK memang sebelumnya telah menemui Wang dalam Working Lunch di Istana Wakil Presiden Tiongkok.
Di hadapan ratusan orang termasuk pengusaha Tiongkok yang hadir, JK mengatakan bahwa ada perbincangan menarik antara dirinya dengan Wang.
Saat itu Wang bertanya pada JK terkait negara mana yang terlebih dahulu tiba di Indonesia, Belanda atau Portugis.
Namun JK pun tidak menjawab salah satu dari negara tersebut.
"Kemarin saya berbicara, bertemu Wakil Presiden dan Presiden Tiongkok, ketika bertemu Wapres Tiongkok, dia bertanya kepada saya 'siapa yang dahulu datang ke Indonesia? apakah Portugis atau Belanda', saya katakan 'bukan keduanya'," ujar JK, dalam pidatonya.
Baca: Nasib People Power Amien Rais Setelah Zulkifli Hasan Temui Jokowi, Simak 3 Fakta Terbaru Ini
Mendengar jawaban JK, Wang pun penasaran dan menanyakan negara mana yang akhirnya mencapai 'daratan Indonesia'.
Lalu JK menjawab bahwa yang pertama kali tiba di Indonesia adalah sosok yang mewakili Tiongkok, Laksamana Cheng Ho.
"(Wang pun bertanya) 'Lho siapa?' (Saya jawab) yang pertama datang itu Laksamana Cheng Ho," jelas JK.
Apa yang dilakukan Cheng Ho, kata dia, tidak seperti yang dilakukan oleh Belanda dan Portugis.
Kedatangan Cheng Ho saat itu hanya untuk berniaga, bukan menjajah.
"Tetapi Laksamana Cheng Ho tidak datang untuk menjajah Indonesia, tetapi datang untuk berdagang dengan Indonesia," kata JK.
Ia menekankan hubungan baik Tiongkok dengan Indonesia telah lama terjalin, lantaran kerja sama di bidang perdagangan dilakukan sejak ratusan tahun lalu.
"Jadi perdagangan Indonesia dengan Tiongkok itu sudah sejarah ratusan tahun," papar JK.
Oleh karena itu, JK berharap para pebisnis Tiongkok mau melanjutkan sejarah tersebut melalui peningkatan kerja sama di bidang perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan antara Indonesia dan Tiongkok.
"Sehingga pada hari ini kita hanya melanjutkan sejarah panjang itu untuk melakukan perdagangan dan investasi yang lebih banyak lagi, untuk bermanfaat bagi kedua negara," kata JK.