Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Andi Gani Nena Wea, meminta supaya tidak memanfaatkan peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day untuk kepentingan politik.
"Saya berharap pihak-pihak lain tidak memanfaatkan perayaan May Day dengan agenda lain yang tidak ada kaitan dengan perjuangan buruh dan tuntutan buruh," kata Andi Gani, dalam keterangannya, Rabu (1/5/2019).
Setidaknya terdapat tiga tuntutan para buruh pada May Day tahun ini.
Tuntutan pertama, kata dia, merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015. Tuntutan kedua, mengusulkan kepada Presiden Jokowi menginstruksikan Kapolri membentuk Desk Pidana Perburuhan di Kepolisian.
Baca: Amankan May Day, Polres Jakbar Kerahkan 1.058 Personel
"Untuk penyelesaian masalah-masalah pelanggaran hukum ketenagakerjaan yang dialami buruh," kata dia.
Sedangkan, menurut dia, tuntutan ketiga, mengusulkan kepada Presiden Jokowi mengeluarkan peraturan yang mewajibkan kawasan-kawasan Industri menyiapkan tempat penitipan anak untuk buruh wanita di tempat kerja.
Dia memastikan aksi May Day di Indonesia akan berjalan aman dan damai .
"Sudah sembilan kali saya langsung memimpin Aksi May Day dengan jumlah massa buruh yang sangat besar dan kami membuktikan aksi sebesar apapun bisa berjalan aman dan damai," kata dia
Untuk diketahui, pelaksanaan May Day dilakukan di seluruh Indonesia dan juga Luar Negeri seperti di Hongkong, Macau, dan Taiwan. Aksi di luar negeri dilakukan anggota KSPSI Perwakilan Luar Negeri.
Di Indonesia, Perayaan May Day dilakukan setiap tahun berlangsung damai dan di isi berbagai kegiatan seperti Aksi Unjuk Rasa, Bakti Sosial, Olahraga dan berbagai kegiatan positif lainnya.