Juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf Ace Syadzily mengatakan, penegak hukum harus bertindak untuk memberikan efek jera kepada pengancam tersebut.
"Harus diberikan hukuman yang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku."
"Langkah ini dilakukan agar siapapun kita tidak boleh mengumbar kebencian yang berlebihan," tegas Politikus Golkar ini.
TKN sangat menyayangkan jika ada orang yang menyampaikan kata-kata yang sangat tidak etis di bulan Ramadhan seperti itu. Apalagi itu diucapkan oleh orang yang mengaku beragama.
"Dimana letak akhlak mereka sebagai orang yang mengaku beragama tetapi berkata kebencian dan menghalalkan untuk membunuh."
"Apalagi menggunakan istilah “memenggal kepala” dan disandingkan dengan kata “demi Allah”. Nyata dan jelas sekali, itu kata-kata kebencian," ucap ketua DPP Golkar ini.
Terlepas dari apapun, tegas anggota DPR RI ini, Jokowi adalah Presiden Republik Indonesia.
"Kita harus hormati beliau sebagai simbol negara," kata dia.
Ia pun yakin perilaku seperti ini karena ada pihak-pihak yang selalu memprovokasi dan memanas-manasi pendukungnya untuk tetap bersikap anti-Jokowi secara berlebihan.
"Sebaiknya, siapapun itu termasuk BPN, agar jangan terus memanas-manasi para pendukungnya agar jangan berlebihan dalam merawat militansi pendukungnya dengan kebencian seperti itu," pintanya.
Yang elok itu, dia berpesan, menjaga kesucian Ramadhan dalam suasana persaudaraan dan kedamaian.
"Kita jaga kata-kata kita agar jangan menghasut rakyat dengan opini-opini yang memanaskan situasi."
"Soal hasil pemilu, kita tunggu hingga 22 Mei ini."
"Walaupun kami yakin tidak akan jauh berbeda dengan hasil hitung cepat dan real count yang kami punya, yaitu pasangan Jokowi-Kiai Ma’ruf yang menang," pesannya.
Baca: Tersangka yang Ancam Penggal Jokowi Ditangkap, Rencana Menikah Setelah Idul Adha Terancam Batal
Baca: Saat Tahu Videonya Viral, HS yang Teriak Ancam Penggal Kepala Jokowi pun Sembunyi
5. Sandiaga Uno
Calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno pun turut berkomentar soal kasus ini.
Sandiaga Uno mengaku tidak terlalu mengerti konteks ancaman tersebut.
Namun, menurutnya aspirasi apapun harus sesuai dengan koridor hukum.
"Saya engga terlalu mengerti konteksnya, tapi harus dalam jalur hukum, semua harus dalam koridor hukum," kata Sandiaga Uno di Menteng, Jakarta, Minggu, (12/5/2019).
Sandiaga mengimbau di bulan Ramadan ini para pendukung dan relawannya harus menyampaikan ungkapan yang menyejukkan.
Namun, tetap proses Pemilu harus dikawal, sehingga berlangsung jujur dan adil.
"Dalam bulan suci kita harus menyampaikan yang sejuk sejuk, kita pastikan bahwa dalam bulan suci kita katakan yang baik-baik, kita mendorong pemilu dikawal sesuai dengan koridor jujur adil bermartabat," katanya.
Baca: Polisi Buru Perempuan Perekam Video Ancam Penggal Jokowi di Medsos
Baca: Tersangka yang Ancam Penggal Jokowi Terancam Hukuman Mati
6. Rumah Aspirasi Jokowi-Amin
Wakil Kepala Rumah Aspirasi Jokowi-Amin, Michael Umbas mengatakan, pihaknya mengecam keras sekaligus mengutuk satu pendemo yang mengancam untuk memenggal kepala Presiden Jokowi.
"Pendemo tersebut terbukti bermental barbar, dan penyebar teror. Sudah sepatutnya hukum tak boleh tunduk terhadap mereka yang brutal," ujar Umbas dalam keterangannya, Sabtu (11/5/2019).
Umbas mengatakan ada adagium “lex dura sed tamen scripta” yang berarti “hukum itu keras, dan memang begitulah bunyi atau keadaannya, karena semua demi kepastian dalam penegakannya”.
"Kepastian hukum akan menghadirkan tertib masyarakat. Ancaman yang akan memenggal kepala Jokowi jelas meresahkan," ujar Umbas.
Pihaknya berharap aparat penegak hukum dalam hal ini pihak kepolisian agar menindak pendemo yang mengumbar ancaman pembunuhan.
"Tak hanya itu, si pendemo pun bersumpah dengan membawa nama Tuhan," kata Umbas.
Jangan sampai, kata dia, kejadian seperti itu dibiarkan karena berpotensi menjurus konflik di tengah masyarakat.
"Kami optimis institusi Polri tidak berdiam diri. Perlu diingat, Presiden merupakan simbol Negara," ujar Umbas.
Pihaknya juga meminta kepada Prabowo Subianto bersuara atas ancaman pendemo kepada Jokowi.
"Jangan justru diam dan bersembunyi. Coba Pak Prabowo lihat dan dengar, keliaran dari pendukung Anda ini," ujarnya.
Pihaknya mengimbau seluruh pendukung Jokowi supaya tetap tenang.
"Tidak perlu melakukan pembalasan, apalagi di tengah bulan suci Ramadan. Sebagai sesama manusia, kami mendoakan si pendemo mendapat pintu maaf dari Tuhan Yang Maha Esa," ujar Umbas.
(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)