TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa, Ismed Hasan Putro membantah pihaknya terlibat dalam massa aksi 22 Mei 2019 yang berujung kerusuhan.
Ia mengatakan pihaknya tidak melakukan pertemuan apa pun dengan massa yang berunjuk rasa di Bawaslu itu.
"InsyaAllah saya tegaskan tidak ada kaitannya (dengan kegiatan aksi 22 Mei)," tegas Ismed saat sesi konferensi pers di Ruang Bundar, Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (24/5/2019).
Ia menjelaskan, malam sebelum aksi 22 Mei, Masjid Sunda Kelapa banyak didatangi jemaah yang berasal dari luar kota.
Ketika itu, memang pengurus masjid sedang melaksanakan program i'tikaf malam ke-17 Ramadhan.
Namun, Ismed mengatakan masjid terbuka untuk siapapun yang datang untuk beribadah.
Baca: Polisi Bekuk Penyebar Hoaks Polisi China Amankan Aksi 22 Mei, 'Kami Asli Brimob Bukan Polisi China'
Ia tidak bisa melarang jemaah untuk datang beribadah, sekalipun jemaah yang ikut aksi 22 Mei.
"Bertepatan dengan i'tikaf malam ke-17 (Ramadhan). Jemaah bertumpuk dari daerah dan ada yang rutin i'tikaf di sini, kapasitasnya melebihi masjid. Rasanya sulit bagi siapapun untuk tahu apa motif dari masing-masing jemaah ada di sini," jelasnya.
"Karena masifnya kehadiran jemaah, malam itu i'tikaf konsen ibadah. Dari daerah untuk transit itu di luar kewenagan kami," imbuhnya.
Ismed juga menegaskan bahwa pengurus masjid tidak pernah memihak pasangan calon presiden dan calon wakil presiden manapun.
"Intinya kami tidak mungkin melibatkan diri. Kami tidak punya kepentingan subjektif apa pun," ucap Ismed.
"Saya sudah cek dan tanya satu-satu pengurus di sini, dan memang tidak yang ikut-ikutan," imbuhnya.
Ia berharap pihak kepolisian agar memberikan keterangan yang komprehensif terkait pernyataan yang mengaitkan kegiatan aksi 22 Mei dengan Masjid Agung Sunda Kelapa.
"Kami berharap ada klarifikasi dari polisi terkait wacana ya g mengaitkan (Masjid) Sunda Kelapa dalam Aksi 21 Mei. Apalagi ditemukan rekaman indikasi rapat di sini. Karena penting dari pengurus masjid untuk dapat penjelasan komprehensif dari polisi," pungkasnya.
Polisi menemukan barang bukti berupa rekaman pertemuan yang menunjukkan perencanaan aksi kerusuhan di wilayah Jakarta pada 21-22 Mei.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, pertemuan itu dilakukan di Sunda Kelapa, Jakarta Pusat.
"Para tersangka (kerusuhan) ini berasal dari luar Jakarta, beberapa dari Jawa Barat. Mereka kemudian datang ke (masjid) Sunda Kelapa, kemudian bertemu dengan beberapa orang di sana. Ini ada barang bukti, ada rekamannya," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019).
Argo menjelaskan, pertemuan yang terekam itu menunjukkan rencana penyerangan ke asrama polisi di Petamburan.
"(Mereka) merencanakan dan menyerang asrama polisi di Petamburan. Jadi, sudah disetting untuk melakukan penyerangan ke asrama polisi," ujarnya.