TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Minta maaf kepada Polri. Itulah yang dilakukan Said Djamalul Abidin (SDA), tersangka kasus penyebaran berita bohong (hoax) yang menyebut adanya tiga anggota polisi warga negara China ikut diterjunkan dalam pengamanan aksi 21-22 Mei.
Warga Bekasi itu mengakui bersalah, tidak cermat dalam menggunakan media sosial.
"Saya terima foto tersebut dari seseorang. Saya khilaf, sehingga saya ikut menyebarkan berita (hoax) tersebut. Saya mohon maaf kepada semua pihak terutama kepolisian, karena ternyata kami tidak cermat dalam menggunakan medsos," kata Said di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (24/5/2019).
Penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menangkap Said pada 23 Mei 2019 di Bekasi. Polisi juga menyita satu unit telepon genggam milik tersangka.
Informasi hoax yang disebarkan tersangka Said menyebutkan, "Info tkp depan bawaslu.... Innalillahi Waa Innaillaihi Roji'un Telah gugur saudara kita Eri dari Bantul terkena tembakan Semoga HUSNUL KHOTIMAH Kader pejuang gerindra... Info lanjut masih menunggu rekan2 Yg masih dilapangan Biadap polisi cina ikut2an apa ini negara... apa negara komunis ini...siapa yg bolehkan masuk k Indonesia..."
Info sesat itu beredar lewat Whatsapp group dan media sosial.
"Kami menangkap tersangka SDA, warga Bekasi, Jawa Barat, pekerjaan wiraswasta, yang sengaja menyebarkan informasi untuk menimbulkan kebencian individu, kelompok, berdasarkan SARA," ujar Kasubdit II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Pol Rickynaldo Chairul.
Ia mengatakan Said menerima swafoto (selfie) seseorang saat unjuk rasa.
Latar belakang swafoto tiga anggota Brimob bermasker. Foto tersebut didapatkan Said dari orang lain.
Kemudian ia mengunggahnya ke beberapa akun media sosial dan empat WhatsApp group berjudul Polri Libatkan Polisi Negara Lain.
Ricky mengatakan tiga anggota Brimob tersebut orang asli Indonesia, bukan warga negara asing.
Mereka berasal dari Polda Sumatera Utara yang diperbantukan untuk mengamankan aksi unjuk rasa di Jakarta.
Dalam jumpa pers itu tiga Brimob ditampilkan kepada wartawan.
Saat dihadirkan dalam jumpa pers itu tiga anggota Brimob mengenakan seragam lengkap, helm, dan bermasker.
Kemudian mereka membuka helm serta penutup wajah.
Brigadir Satu (Briptu) Raja Hiskia Rambe menegaskan dirinya bukan warga negara China.
"Kami tegaskan lagi, kami adalah asli Brimob, bukan polisi China. Saya adalah Brimob Sumatera Utara. Saya asli dari Sumatera Utara," kata Briptu Raja.
Sedang Briptu Ib Benuh Habib mengatakan dirinya asli Indonesia.
Terakhir, penegasan dilakukan pula oleh Briptu Gunawan Sinambela. Raut wajahnya sedikit tegang saat memberikan penegasan dirinya orang Indonesia.
"Kami ini anggota Brimob dari Polda Sumatera Utara. Di Detasemen B, kami asli Tebing Tinggi, Indonesia. Informasi yang menyebut kami dari China itu hanya hoax," kata Briptu Gunawan. (tribun network/dit)