News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pilpres 2019

Orang Terlatih Diduga Bongkar Peluru Tajam dari Mobil Brimob Saat Kerusuhan 22 Mei

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bus milik Brimob dibakar massa saat terlibat bentrokan di kawasan Slipi, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Massa aksi pendukung salah satu pasangan capres yang sebelumnya berunjuk rasa di depan Bawaslu, menyerang Asrama Brimob Petamburan dan membakar beberapa kendaraan. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kerusuhan 22 Mei 2019 menyebabkan belasan kendaraan milik Brimob dibakar dan dirusak.

Salah satunya, mobil milik Komandan Kompi ( Danki) Brimob yang diduga dirusak massa saat penyerangan Asrama Brimob di Petamburan, Jakarta.

Selain merusak, diduga massa membongkar peti yang berisi peluru tajam.

Dalam acara Aiman di Kompas TV, Senin (27/5/2019), terlihat cuplikan video peluru berserakan di sekitar mobil Brimob.

Peluru yang diduga dibongkar dari mobil Komandan Kompi Brimob di Petamburan, Jakarta Pusat pada kerusuhan 22 Mei 2019 (Repro Youtube Kompas TV)

Brigjen Pol Dedi Prasetyo membenarkan kalau peluru tajam itu milik Danki Brimob.

Peluru tajam itu memang digunakan untuk Pleton Anti Anarkis.

Baca: Analisis Pengamat Sebut Perusuh 22 Mei Profesional dan Terlatih

Namun ia menegaskan kalau peluru tajam tersebut tak digunakan saat melakukan pengamanan aksi 22 Mei.

"Saat tanggal 21 dan 22 belum diturunkan. Dan Pleton anti anarki itu dikontrol oleh Kapolda dan saat itu tidak dikeluarkan," ungkapnya.

Massa aksi menunjukan peluru yang ditemukannya usai terlibat bentrokan dengan aparat Kepolisian di kawasan Slipi, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Massa aksi pendukung salah satu pasangan capres yang sebelumnya berunjuk rasa di depan Bawaslu, menyerang Asrama Brimob Petamburan dan membakar beberapa kendaraan. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA (TRIBUN/DANY PERMANA)

Diduga peluru tersebut dibongkar oleh perusuh lalu dibiarkan berserakan di sekitar mobil Brimob tersebut.

Baca: Keputusan Sandiaga Uno Setelah Namanya Ramai Disebut Masuk Daftar Calon Menteri Jokowi-Maruf

Dedi menuturkan kalau kerusuhan 22 Mei ini sudah diatur dari jauh hari.

Terbukti saat pihaknya melakukan penangkapan pada 18 dan 19 Mei 2019 lalu terhadap 6 orang tersangka.

Baca: Temuan KPAI, Ada Guru Ngaji Mengajak Anak-anak Ikut Aksi 22 Mei

Dalam penangkapan itu polisi mengamankan senjata laras panjang serta senjata tajam lainnya.

"Ini sudah diprediksi, demo yang tadinya damai menjadi demo yang rusuh. Senjata itu digunakan untuk menembak pendemo kemudian pendemo menjadi martir," ucap Dedi.

Massa aksi menunjukan peluru yang ditemukannya usai terlibat bentrokan dengan aparat Kepolisian di kawasan Slipi, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Massa aksi pendukung salah satu pasangan capres yang sebelumnya berunjuk rasa di depan Bawaslu, menyerang Asrama Brimob Petamburan dan membakar beberapa kendaraan. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA (TRIBUN/DANY PERMANA)

Ia mengatakan Tim Investigasi terus bekerja untuk mencari penyebab kematian dan menghitung jumlah pasti korban meninggal dan luka dalam peristiwa kerusuhan 22 Mei.

"Aparat kepolisian bersama TNI dalam melakukan pengamanan tidak dibekali senjata api dan peluru tajam," ucapnya.

Orang terlatih

Sementara itu, Kepala Badan Intelijen Strategis TNI 2011-2013, Laksamada Muda Suleman Ponto mengatakan kalau pelaku yang membongkar kotak peluru tajam itu diduga orang terlatih.

"Tak mungkin orang biasa, orang biasa mau mendekat mobil polisi saja sudah takut, apalagi ini membongkar," ucapnya.

Ponto melanjutkan, orang yang bisa membongkar tempat peluru tajam itu adalah orang yang terlatih.

"membuka peti itu tak sembarangan dan punya teknik-teknik tertentu. Yang jelas yang bisa melakukan ini adalah yang pernah dilatih membuka itu, pernah tau kotakanya seperti ini, kan itu bisa saja. Dan siapa saja bisa dilatih," ucapnya.

Penyusup Kerusuhan

Selain menyita berbagai jenis senjata api laras panjang maupun laras pendek, polisi berhasil menyita rompi anti peluru bertuliskan “POLISI” dari seorang tersangka penyusup di aksi unjuk rasa 21 dan 22 Mei 2019.

Menurut Kadiv Humas Polri Irjen Pol Mohammad Iqbal rompi tersebut disita dari tersangka HK alias Iwan yang berbaur dengan ribuan peserta aksi unjuk rasa 21 Mei 2019 di depan Kantor Bawaslu RI.

Polri juga mengungkap HK berbaur sambil membawa senjata api jenis revolver taurus 38 pada aksi unjuk rasa tersebut.

“Dari tersangka HK kami menyita rompi antipeluru bertuliskan “POLISI”, benda ini untuk apa sedang kami dalami, dan juga bagaimana cara mendapatkannya,” ujar Iqbal sambil menunjukkan rompi hitam dengan tulisan “POLISI” berwarna putih.

Brimob menembakan gas air mata untuk membubarkan massa saat terjadi bentrokan di sekitar Jalan MH Thamrin Jakarta, Rabu (22/5/2019). Aksi massa yang menuntut pengungkapan dugaan kecurangan Pilpres 2019 berujung bentrok saat massa mulai menyerang polisi. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Rompi itu ditunjukkan Iqbal dalam konferensi pers yang digelar di Kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2019).

Iqbal menduga rompi tersebut digunakan untuk memfitnah institusi Polri dalam aksi unjuk rasa berujung kerusuhan tersebut.

“Kami menduga rompi ini digunakan untuk meminjam profesi kami untuk melakukan kekerasan,” tegasnya.

Sebelumnya dalam konferensi pers tersebut Polri menetapkan tersangka dengan inisial HK alias Iwan, AZ, IR, dan TJ sebagai eksekutor.

Sementara tersangka AD dan satu perempuan berinisial AF alias Vivi berperan sebagai penjual senjata api.

“Awalnya HK diperintahkan seseorang untuk membeli senjata api pada Oktober 2018 yang kemudian berhasil didapatkan dari AD dan AF pada 13 Oktober 2018, senjata yang didapatkan diserahkan juga pada AZ dan TJ. Kemudian pada Maret 2019 HK menerima perintah untuk membunuh dua tokoh nasional, pada 12 April 2019 ada perintah lagi untuk membunuh dua tokoh nasional lainnya plus satu pimpinan lembaga swasta, yaitu lembaga survei, sehingga total ada empat tokoh nasional yang jadi target,” ungkap Iqbal.

Iqbal mengatakan komplotan kali ini berbeda dengan kelompok-kelompok yang sebelumnya telah diidentifikasi memanfaatkan momentum aksi unjuk rasa 21-22 Mei 2019 untuk menjalankan agenda tertentu.

“Saat ini sudah diketahui ada dua kelompok yang memanfaatkan aksi 21-22 Mei untuk melaksanakan agendanya, kali ini beda dengan apa yang disampaikan Menko Polhukam dan Kapolri beberapa waktu lalu,” tegasnya.

“Belum lagi dengan kelompok teroris yang sebelumnya sudah kami tangkap, di mana mereka mengakui memanfaatkan momentum demokrasi untuk mengganti sistem demokrasi itu,” pungkasnya.

Polri mengaku sudah mengantongi identitas seseorang yang memberikan perintah pembunuhan empat tokoh nasional kepada tersangka dan sedang dilakukan pendalaman.

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Peluru Tajam Diduga Dibongkar dari Mobil Komandan Brimob, Mantan Kepala Intelijen: Orang Terlatih, 

Penulis: Yudhi Maulana 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini