Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya Bagus Puruhito, mengungkap pihaknya menerjunkan 3.500 personel untuk mengawal arus mudik dan balik Lebaran 2019.
"Personel yang terlibat sejumlah 3.500 di tingkat provinsi dan kabupaten/kota," ujar Bagus, pasca acara Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Tahun 2019, di Silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa (28/5/2019).
Ia juga menyebut Basarnas telah mempersiapkan sejumlah kantor, pos, hingga posko-posko di seluruh Indonesia.
Nantinya dari kantor, pos, dan posko itu personel Basarnas akan membantu masyarakat apabila terdapat potensi bencana alam serta gangguan lain.
"Pada prinsipnya Basarnas melaksanakan siaga operasi dan kita sudah menyiapkan 38 kantor SAR plus 77 pos SAR dengan 354 posko lebaran yang tersebar di seluruh Indonesia," ucapnya.
Dia mengatakan, Basarnas akan fokus di sejumlah titik yang menjadi prioritas, seperti jalan tol dan jalur-jalur di Sumatera, penyeberangan, serta objek wisata.
Baca: Sriwijaya Air Tutup Rute Penerbangan yang Merugi, Termasuk Jakarta-Banyuwangi
Bagus menegaskan pihaknya siap untuk menghadapi segala gangguan, namun demikian dirinya tetap berharap agar bencana dan gangguan tersebut tak terjadi.
"Intinya kami siap, namun imbauan dan harapan kami semoga tidak ada masalah dan tidak ada bencana maupun kecelakaan," kata dia.
Baca: Penjelasan Kemenhub Cabut Lisensi Terbang Pesawat Single Engine Vlogger Vincent Raditya
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Tahun 2019 di Silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa (28/5/2019).
Baca: Jepang Ancang-ancang Belanja 105 Jet Tempur Siluman F-35 dari AS
Tito menyebut Operasi Ketupat 2019 akan digelar selama 13 hari. Yakni mulai Rabu dini hari tanggal 29 Mei 2019 hingga Senin tanggal 10 Juni 2019.
Dia mengatakan operasi kali ini memiliki karakteristik dibanding operasi yang digelar pada tahun-tahun sebelumnya.
"Operasi Ketupat Tahun 2019 memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan operasi di tahun-tahun sebelumnya. Karena dilaksanakan bersamaan dengan proses penyelenggaraan tahapan Pemilu Tahun 2019," ujarnya.
Dia mengatakan, hal tersebut membuat potensi kerawanan yang akan dihadapi dalam penyelenggaraan operasi ini semakin kompleks.