TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mudik menggunakan kendaraan roda dua atau motor masih menjadi satu di antara primadona keluarga Indonesia.
Untuk jarak tempuh yang pendek memang tidak terlalu berisiko, tetapi untuk jarak tempuh jauh sepatutnya tidak dilakukan, terlebih lagi muatan yang dibawa berlebihan.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setyadi menyebut pemudik motor jarak jauh sangat tidak direkomendasikan, karena berpotensi rawan kecelakaan.
“Jumlah pemudik motor mencapai satu juta untuk di Pulau Jawa. Ini bukan sedikit, berbahaya bagi pengendara dan juga bagi pengendara lainnya,” kata Budi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (1/6/2019).
Karenanya Kementerian Perhubungan memfasilitasi pengendara motor yang hendak mudik melalui kapal laut.
“Harapan kami yang dibangun mindset masyarakat pertama. Mudik pakai motor itu tidak ramah untuk kesehatan, keselamatan, dan kebatinan,” ucapnya menambahkan.
Budi menjelaskan program mudik gratis dengan bus, kereta, dan kapal laut ini merupakan upaya menyadarkan masyarakat untuk migrasi dari kendaraan roda dua ke moda transportasi lain saat mudik lebaran.
Dalam mudik 2019, Kemenhub juga memberikan apresiasi kepada TNI AL yang telah membantu Kemenhub untuk menyebrangi para pemudik di beberapa penyebrangan antar pulau.
"Sekarang juga kami dibantu oleh TNI AL untuk memberangkatkan pemudik sepeda motor ke Lampung. Jadi kami berterima kasih kepada Panglima TNI dan Kasal yang telah membantu kapal untuk keberangkatan pemudik dari Jakarta ke tujuan," katanya.