Program Tanya Ustaz, simak bolehkah tradisi bermaafan saat Idul Fitri leweat media sosial?
TRIBUNNEWS.COM - Hari Raya Idul Fitri akan diperingati lusa pada Rabu (5/6/2019).
Hari kemenangan umat Islam tersebut bahkan identik dengan saling bermaafan, seperti tradisi yang terjalin setiap peryaaan Idul Fitri.
Seiring perkembangan zaman, tak jarang tradisi bermaafan dilayangkan melalui media sosial (medsos) entah melalui pesan Whatsapp, BBM, Line, dan sebagainya.
Lalu apakah diperbolehkan tradisi bermaafan dilakukan melalui medos?
Baca: LIVE Streaming Sidang Isbat Lebaran Sore Ini, Lengkap dengan Link TV & Daftar Lokasi Rukyatul Hilal
Dikutip dari tayangan Tribun Video bertajuk 'Tanya Ustaz - Haruskah Bermaaf-maafan secara Tatap Muka ketika Lebaran?', telah dijelaskan mengenai hukum bermaafan melalui medsos.
Sebagai narasumber adalah Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Surakarta, Dr. H. Syamsul Bakri, M.Ag.
Dia menenerangkan, tradisi bermaafan sudah ada sejak zaman Yunani Kuno dan di era para nabi kala itu.
Yakni berawal dari tradisi berjabat tangan.
"Para sahabat nabi ketika bertemu sering berjabat tangan, dalam konteks mempererat persaudaraan atau memberikan penghormatan," kata Syamsul Bakri.
Ditambahkannya, tradisi berjabat tangan atau juga bermaafan pada intinya terletak pada keihklasan untuk meminta maaf dan memberi maaf.
"Baik langsung atau melalui medsos, dalam Islam kapanpun kita salah kita boleh melakukan minta maaf, tidak harus Idul Fitri," ujarnya.
Baca: Gambar dan Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri Lengkap Bahasa Inggris, Cocok Dibagikan di Sosmed
Minta maaf melalui medsos?
Syamsul Bakri menegaskan, tak mempersoalkan mengenai wujud meminta maaf langsung atau menggunakan media sosial.
"Tidak masalah secara prinsip, intinya saling memaafkan adalah niat meminta maaf dan memberi maaf," paparnya.
"Namun bertemu secara langsung lebih baik daripada melalui SMS, Whatsapp, dan lainnya, karena medsos tak bisa membawa mimik wajah, dan emosi tidak ikut."
"Kalau ketemu langsung kita berjabat tangan, berpelukan, ada mimik wajah dan kata-katanya bisa didengar itu dengan penghayatan," ungkap dia.
Di akhir ceramahnya, Syamsul Bakri menganjurkan agar permintaan maaf lebih baik dilakukan dengan bertemu langsung daripada melalui medsos.
Terkecuali jika terhalang jarak yang jauh dan tidak bisa terjangkau.
Simak videonya.
(Tribunnews.com/tribun-video.com/ Chrysnha)