TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pemakaman almarhumah Ani Yudhoyono, Ibu Negara dari Presiden Keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, menjadi momen indah bersatunya antar elit Politik.
Demikian disampaikan Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera kepada Tribunnews.com, Selasa (4/6/2019).
"Pemakaman bu Ani jadi momen indah bersatunya antar elit politik," ujar Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini.
Saat pemakaman almarhumah Ani Yudhoyono, banyak tokoh bangsa hadir, diantaranya Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri dan keluarga, Presiden ke-3 BJ Habibie, dan Sinta Nuriyah, istri Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Juga pimpinan partai politik baik dari Koalisi pendukung Jokowi-KH Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Baca: Wapres JK Akan Datang ke Rumah SBY Pascapulih Dari Perawatan Usus
Semua elit politik yang berbeda pilihan politik itu terlihat menyatu dan turut merasakan duka yang sama seperti dirasakan SBY dan keluarga.
Pemandangan indah antarelite politik itu sangat menyejukkan dan menyatukan masyarakat.
"Ke depannya, momen indah ini harus mulai jadi karakter tiap elit. Bahwa bangsa besar ini perlu elit yang berhati besar," ucap Mardani Ali Sera.
Hal senada juga disampaikan Pendiri lembaga Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi) Sebastian Salang kepada TribunnewS.com.
Menurut dia, momen mengharukan, sekaligus menyejukkan melihat kehadiran Megawati Soekarnoputri dan semua tokoh bangsa pada saat pemakaman almarhumah Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, pada Minggu (2/6/2019) kemarin.
"Bagaimana tidak semuanya hadir meski sikap dan pandangan serta pilihan politik mereka berbeda," ujar Sebastian Salang.
Kehadiran para tokoh itu, menurut dia, tentu memberi makna dan pesan yang cukup berarti bagi bangsa ini.
Yakni, pertama, dia sebutkan, kehadiran mereka semua tentu untuk memberi dukungan kepada Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan keluarga atas kepergian Ibu Ani.
Kedua, tali silaturahmi antara tokoh bangsa tetap berjalan dengan baik.
"Ini sangat berarti bagi publik umumnya dan generasi khususnya. Perbedaan sikap," tegasnya.
Ketiga, memberi pesan positif bahwa untuk kepentingan bangsa yang lebih baik, mereka akan tetap bersatu untuk saling mendukung dan menguatkan.