News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kapolri Minta Jangan Anggap Remeh Batu atau Konblok, Termasuk Senjata Mematikan

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolda Jateng, Irjen Pol Rycko A Dahniel menjenguk Kasat Reskrim Polres Wonogiri, AKP Aditia Mulya, yang masih kritis di ICU RS Dr Oen Solobaru, Kamis (9/5/2019) siang.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian meminta seluruh pihak untuk jangan menganggap remeh batu atau lemparan batu, lantaran itu bisa menjadi senjata mematikan.

Pernyataan Tito merujuk kepada peristiwa yang membuat Kasat Reskrim Polres Wonogiri AKP Aditya Mulya terkapar tak sadarkan diri hingga kini.

Diketahui, AKP Aditya menjadi korban pengeroyokan massa saat melerai tawuran antar kelompok perguruan silat.

Kepalanya terkena lemparan batu, yang menyebabkan tengkorak pecah dan perdarahan di otak.

"Tolong pelajaran bagi kita jangan anggap remeh lemparan batu. Batunya sebesar konblok (bisa menyebabkan, - red) pecah tengkorak," ujar Tito, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (5/6/2019).

Mantan Kapolda Metro Jaya itu juga menyinggung perihal kasus Wakapolsek Jatinegara yang juga mengalami nasib naas saat berjaga di aksi 21-22 Mei lalu.

Baca: Jenguk ke Singapura, Kapolri Ceritakan Kondisi AKP Aditya Mulya Korban Pengeroyokan Massa

Tito menceritakan bahwa yang bersangkutan terkena lemparan konblok yang menyebabkan sebagian giginya hancur dan luka di wajah.

"Dilempar konblok itu sininya (sambil menunjuk bagian mulut), giginya sebagian hancur, kemudian bibirnya semua luka. Dirawat di RS Polri. Itu konblok kalau besar sudah termasuk senjata mematikan," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menceritakan lawatannya ke Singapura untuk membesuk Kasat Reskrim Polres Wonogiri, AKP Aditya Mulya, yang menjadi korban pengeroyokan massa.

Tito bercerita jika yang bersangkutan sebulan lalu menjadi korban saat berusia melerai tawuran antar kelompok perguruan silat. Menurutnya, kepala AKP Aditya terkena lemparan batu konblok dan menyebabkan perdarahan.

"Dia terjebak di tengah. Kemudian dipukul, dikeroyok, mungkin dianggap musuh dari lawan yang bertikai. Dia ini kena hantam kepalanya, tengkoraknya," ujar Tito, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (5/6/2019).

Ia pun meminta masyarakat tidak menganggap remeh lemparan batu-batu seperti yang terjadi di aksi kerusuhan 21-22 Mei lalu. Pasalnya, bila batu tersebut sebesar kepalan tangan saja sudah mampu membuat tengkorak pecah hingga pendarahan di otak.

"Itu anggota kita tengkoraknya pecah dan terjadi pendarahan di otak. Jadi sekarang ini tengkoraknya dilepas sebagian. Jadi hanya kulit dijahit untuk mengeluarkan pendarahannya dari otak sampai dengan clear pendarahannya," ucapnya.

Mantan Kapolda Metro Jaya itu memaparkan jika AKP Aditya belum sadarkan diri hingga saat ini. Karenanya, ia meminta masyarakat mendoakan yang bersangkutan segera kembali sehat dan agar semua operasi nanti dapat berjalan dengan lancar.

Jenderal bintang empat tersebut juga menegaskan bahwa semua biaya pengobatan personelnya ini ditanggung oleh kepolisian.

"Dari Solo, (AKP Aditya) langsung diterbangkan ke Singapura. Kita ingin memberikan dan berjuang berusaha agar yang bersangkutan betul-betul bisa selamat dan sehat kembali. Semua biaya ditanggung oleh kepolisian termasuk keluarganya disana," tukasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini