Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu menegaskan TNI tak ada hubungan dan kaitan dengan otak di balik aksi Kerusuhan 21-22 Mei.
Ia bahkan telah memanggil sejumlah TNI aktif untuk dimintai keterangan terkait kerusuhan tersebut, termasuk anggota Kopassus.
"Tapi yang namanya Kopassus aktif, tidak ada yang begituan. Saya sudah tanyakan satu persatu, tidak ada mereka itu. Tidak ada ikut-ikutan," ucap Ryamizard kepada wartawan di Kementerian Pertahanan RI, Jl. Medan Merdeka Barat , Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (12/6/2019).
Baca: KontraS Sayangkan Polisi Batasi Akses Terhadap Saksi dan Tersangka Kerusuhan 22 Mei
Diketahui, Polri telah menyebut mantan perwira tinggi TNI yakni Kivlan Zein dan mantan Danjen Kopassus Soenarko sebagai otak kerusuhan 21-22 Mei.
Terkait keterlibatan sejumlah Purnawirawan seperti Kivlan Zein dan Soenarko, Ryamizard mengatakan kalau mereka tidak memiliki kewenangan lagi di tubuh TNI.
"Kalau misalnya sudah purnawirawan, dia sudah tidak bergabung di apa-apa, segala macamnya begitu, itu urusan mereka," kata mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) tersebut.
Baca: Ambil Alih Blitar United, Nama Persib B Belum Bisa Digunakan di Liga 2 2019
Lebih lanjut, Kemenhan ditegaskan Ryamizard, juga tidak memiliki wewenang menaungi para purnawirawan alias pensiunan TNI.
"Jadi kalau veteran dibawah kementerian pertahanan, kalau veteran purnawirawan iya dibawah saya, kalau purnawirawan bukan veteran bukan kewenangan kita," ungkapnya.
Diketahui, Polri telah melakukan jumpa persbterkait pengembangan pengungkapan kasus aksi ricuh 21-22 Mei 2019 lalu.
Baca: Inilah Adegan Saat Ranveer Singh Hendak Dipukul Deepika Padukone dengan Tongkat Kriket
Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal menyebut pihaknya telah mengumpulkan sejumlah fakta hukum untuk mengetahui peran Mantan perwira tinggi TNI Kivlan Zein dan Mantan Danjen Kopassus Soenarko.
Ia menyebut kalau Kivlan Zein merupakan orang yang mencari dan menyuruh sejumlah orang melakukan pembunuhan terhadap 4 tokoh nasional dan satu orang ketua lembaga survei nasional.
Sedangkan Soenarko, disebut-sebut sebagai orang yang mencari sejumlah pucuk senjata untuk melakukan eksekutor pembunuhan.
Pengakuan Iwan