TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Senior PDIP Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa regenerasi bukan berarti harus ada pergantian pucuk pimpinan, yang dalam konteks partai berarti ketua umum partai.
"Jangan dilihat konteks regenerasi itu regenarasi ganti seseorang bukan orang," kata Tjahjo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, (20/6/2019).
Regenerasi bisa diartikan sebagai penyegaran kepada struktur partai, baik itu ditingkat pusat maupun daerah.
Regenerasi yakni penilaian yang dilakukan DPP kepada struktur dibawahnya apakah mampu mempertahankan kemenangan partai atau tidak.
"Nah penyegaran jangan diartikan harus mengganti ketuanya tidak, itu saja. Saya kira pemgurus pusat berhak menilai ketua DPD, ketua DPC, ketua PAC, sanggup enggak nanti untuk mempertahankan kemenangan partai, kemenangan pilkada untuk tahun 2024. Karena namanya partai kan harus terus bergerak, harus terus menggorganisir diri itu aja," katanya.
Baca: Soal Aktor Penyerangan, Polda Metro Minta Tim Kuasa Hukum Novel Tidak Berasumsi
Dalam konteks tersebut menurut Tjahjo, PDIP mempercepat kongres untuk mengkonsolidasikan partai.
Banyak agenda politik ke depan setelah Pilpres yang harus dihadapi secara serius, salah satunya yakni pemilihan Kepala Daerah.
"Itu kenapa kongres dipercepat, itu rakernas semata-mata untuk namanya Parpol harus menggerakan harus mengorganisir begitu selesainya Pileg dan pilpres, tidak harus istirahat, tahun depan masih ada Pilkada serentak, sudah mulai jalan. Kemudian memasuki 2024 yang harus dipersiapkan pengurus mulai sekarang," pungkasnya.