Dan semua negara Eropa yang lebih islami menerapkan demokrasi dan hak asasi manusia, bukan sistem dengan syariat agama.
Esai Denny JA mendapatkan respon hangat dari 21 pakar. Antara lain: Yusril Ihza Mahendra, Komaruddin Hidayat, Azyumardi Azra, Nursyahbani Katjasungkana, sejarahwan LIPI Asvi Warman Adam.
Buku keempat itu diberi judul: NKRI Bersyariah atau Ruang Publik Yang Manusiawi. Judul esai Denny JA dijadikan judul buku.
Di samping dalam bentuk buku, Denny JA dan LSI juga merekam dinamika opini publik pemilu presiden 2019 dalam bentuk Video Youtube.
Empat pengantar diskusi Denny JA soal pemilu presiden di Youtube menjadi viral, dengan view sekitar 1 juta.
Dalam Youtube itu, ada sesi Denny JA menjelaskan bahwa dari hasil survei, publik menginginkan lahirnya pemerintahan yang kuat untuk menumbuhkan ekonomi. isu Persatuan Indonesia harus dihidupkan kembali.
Pilpres 2019 cukup membelah masyarakat.
Baca: Kronologi Sopir Taksi Daring Rampok, Sekap Lalu Kuras Uang Penumpangnya Rp 4 Juta
Ujar Denny JA, ia sungguh beruntung ikut menjadi saksi dan terlibat memenangkan capres empat kali berturut-turut: 2004, 2009, 2014, dan 2019.
Memang Pilpres 2019 yang paling membelah. Karena itu dinamika pilpres 2019 layak diabadikan dalam empat buku, untuk menjadi pelajaran generasi mendatang, pungkas Denny JA.