Tanggapi Pertemuan Jokowi-Prabowo, Amien Rais: Kok Tiba-tiba Nyelonong?
TRIBUNNEWS.COM - Lama menjadi wacana, pertemuan antara Presiden terpilih 2019-2024, Joko Widodo (Jokowi) dengan rivalnya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 akhirnya terwujud pada Sabtu (13/7/2019) pagi.
Jokowi bertemu Prabowo di stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta.
Pertemuan Jokowi-Prabowo ini merupakan pertemuan pertama sejak Pilpres 2019 digelar pada 20 April 2019 lalu.
Dua calon presiden yang bertarung dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu, Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto akhirnya bertemu, Sabtu (13/7/2019) pagi.
Baca: Foto dan Video Lengkap Pertemuan Jokowi-Prabowo, Bertemu di Stasiun MRT hingga Santap Siang Bersama
Dalam pertemuan itu, Jokowi dan Prabowo sepakat untuk mengakhiri perpecahan politik dalam masyarakat yang sering diistilahkan cebong dan kampret.
Ketua Umum Partai Gerindra ini menegaskan semua masyarakat sekarang di bawah Merah-Putih.
"Sudahlah, enggak ada lagi cebong-cebong. Enggak ada lagi kampret-kampret," kata Prabowo saat konferensi pers bersama Joko Widodo di Stasiun MRT Senayan, Jakarta, Sabtu (13/7/2019), seperti dilansir Kompas.com.
"Semuanya sekarang merah-putih," tegasnya.
Pertemuan Jokowi-Prabowo menuai tanggapan dari berbagai pihak termasuk dari Amien Rais.
Amien Rais dikenal kerap melontarkan kritikan keras kepada Jokowi.
Sejumlah partai yang pernah dan masih mendukung Prabowo juga memberikan tanggapan.
Berikut rangkumannya:
1. Amien Rais : Kok Tiba-tiba Nyelonong
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional ( PAN) Amien Rais tidak mengetahui peristiwa pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang berlangsung Sabtu (13/7/2019) pagi.
Amien mempertanyakan sikap Prabowo yang tidak meminta izin kepada dirinya terlebih dahulu sebelum bertemu Presiden Jokowi.
"Sama sekali saya belum tahu. Makanya itu, mengapa kok tiba-tiba nyelonong?" kata Amien di kediamannya, Yogyakarta, Sabtu.
Ia pun belum bisa memberikan komentar apa-apa terkait pertemuan itu.
Amien mengakui, Prabowo sempat mengirimkan surat kepada dirinya.
Baca: Erick: Pertemuan Jokowi-Prabowo Wujud Demokrasi Dewasa
Namun, surat tersebut dikirimkan ke kediamannya yang ada di Jakarta sehingga ia belum mengetahui apa isinya.
Ia menduga surat itu berkaitan dengan pertemuan Jokowi dan Prabowo.
"Saya diberitahu ajudan, itu Pak Prabowo mengirimkan surat amplop tertutup sepertinya agak tebal. Suratnya ada di Gandaria, sementara ajudan saya ada di Pondok Bambu," ucap Amien.
Amien berjanji, akan memberikan komentar mengenai pertemuan Jokowi dan Prabowo setelah membaca surat itu serta bertatap muka langsung dengan Prabowo.
Ia juga enggan berkomentar saat ditanya mengenai kemungkinan pertemuan Jokowi dan Prabowo kali ini membahas rekonsiliasi.
"Mengenai ini, saya harus hati-hati. Karena saya termasuk sangat dekat dengan Mas Prabowo."
"Jadi, sebelum saya memberikan komentar apapun nanti, saya akan tanya dulu, apa betul pertemuan itu sudah membahas rekonsiliasi dan lain-lain," lanjut Amien.
Saat bertemu nanti, Amien akan menyarankan agar Prabowo tidak bergabung ke koalisi partai politik pendukung pemerintah.
Ia akan meminta Prabowo dan partainya menjadi oposisi, mengawasi jalannya pemerintahan selama lima tahun ke depan.
"Kalau saya, sebaiknya memang kita diluar saja. Jadi sangat indah kalau kubu Prabowo itu diluar."
"Ini juga terhormat untuk mengawasi lima tahun mendatang," ujar Amien.
Baca: Sandiaga Uno Guyon soal Pertemuan Jokowi dan Prabowo : Mereka Enggak Mau Keduluan
Sebab, apabila kubu Prabowo bergabung ke koalisi pendukung pemerintah, tidak ada lagi yang mengawasi jalanya pemerintahan.
Rencananya, Amien akan menyampaikan pernyataannya pada Senin 15 Juli 2019 mendatang di Jakarta.
2. PKS Minta Prabowo Tetap Deklarasikan Jadi Oposisi
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan pertemuan antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo akan membawa kesejukan di tengah masyarakat.
Hanya saja, PKS menyarankan setelah pertemuan tersebut Prabowo memberikan pernyataan akan tetap berada di jalur oposisi.
"Pertemuan antar pemimpin membawa kesejukan. Dan akan baik jika Pak Prabowo menyatakan #KamiOposisi," ujar Mardani saat dihubungi Tribunnews, Sabtu (13/7/2019).
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera. (Chaerul Umam/Tribunnews.com)
Menurut Mardani, pernyataan Prabowo akan tetap oposisi meski telah bertemu Jokowi, sangat baik bagi kesehatan demokrasi.
Sebaliknya bila tidak dilakukan maka akan memunculkan kekecewaan para pendukung Prabowo-Sandi di Pemilu Presiden 2019.
"Jika pertemuan tidak diikuti dengan deklarasi #KamiOposisi akan membuat kekecewaan pendukung," tuturnya.
Baca: Bertemu Jokowi, Prabowo: Kita Siap Bantu Pemerintah
Mardani yakin, Prabowo akan tetap bersama PKS berada di barisan oposisi.
Prabowo bersama PKS akan menjalankan peran oposisi untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.
"PKS tetap yakin Pak Prabowo dan semua pendukungnya akan bersama dalam #KamiOposisi," pungkasnya.
3. Demokrat Beri Apresiasi
Partai Demokrat mengapresiasi pertemuan antara Joko Widodo dengan Prabowo Subianto pasca Pemilu Presiden 2019.
Ketua Bidang Hukum dan Advokasi Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan pertemuan tersebut dapat menurunkan ketegangan yang terjadi di tengah masyarakat selama proses Pemilu 2019.
"Tentunya partai Demokrat mengapresiasi, karena ini bertujuan untuk mempersatukan masyarakat. Pertemuan ini dapat menurunkan tensi politik dan polarisasi yang terjadi di masyarakat sekarang ini," kata Ferdinand saat dihubungi, Sabtu (13/7/2019).
Baca: Pramono Anung Yakin Prabowo Datang di Pelantikan Jokowi
Selain itu menurutnya pertemuan tersebut menunjukan bahwa ke dua tokoh baik itu Jokowi maupun Prabowo memiliki sifat negarawan.
Keduanya menurunkan ego masing masing demi terciptanya persatuan dan kesatuan.
"Saya yakin ini terjadi karena dua tokoh menurunkan ego masing-masing, bila tidak maka tidak akan pernah bertemu, sehingga Demokrat sangat mengapresiasi ini," pungkasnya.
4. Garda 212 Tak Setuju Pertemuan Jokowi-Prabowo
Ketua Garda 212 Ustaz mengaku tidak bisa berkomentar apa-apa terkait pertemuan antara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan presiden terpilih Joko Widodo di MRT, Sabtu (13/7/2019).
"Saya termasuk pendukung 02 tidak setuju kalau Pak Prabowo ketemu Jokowi," kata Sambo kepada Tribunnews lewat pesan singkat, Sabtu (13/7/2019).
Namun, guru mengaji Prabowo saat di Yordania itu menghargai pendapat dan keputusan Pak Prabowo.
"Memang berat mengambil keputusan dalam posisi Pak Prabowo sekarang ini. Kita juga harus menghargai pendapat dan pandangan mayoritas pendukung 02 yang menolak pertemuan tersebut," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Daryono) (Kompas.com/Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma)