Kabinet Joko Widodo-Maruf Amin, survei tujuh menteri paling populer hingga prediksi siapa saja yang akan dihapus.
TRIBUNNEWS.COM - Joko Widodo dan Maruf Amin akan dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2014 pada 20 Oktober 2019 mendatang.
Terkait hal tersebut, Jokowi memiliki waktu tiga bulan lagi untuk menentukan nama-nama yang akan mengisi kabinet pemerintahan berikutnya.
Menjelang penyusunan kabinet Jokowi, tujuh nama dinyatakan sebagai menteri paling populer berdasarkan riset Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gajah Mada (UGM).
Tak hanya itu, beberapa nama juga diprediksi akan terancam meninggalkan kabinet.
Baca: Pidato Jokowi pada Peringatan HUT Polri Mendapat Apresiasi Sejumlah Kalangan
Dirangkum Tribunnews dari Kompas.com, berikut fakta-fakta soal kabinet Joko Widodo-Maruf Amin :
1. Tujuh menteri paling populer
Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gajah Mada (UGM) mengumumkan hasil tujuh menteri paling populer melalui riset yang dilakukan.
Dalam riset ini, CfDS menggunakan media sosial dan tipe interaksi yang dilakukan para menteri di Twitter dan Instagram.
Dikutip dari Kompas.com, pengambilan data tersebut dilakukan pada 25 Mei 2019.
Berikut ini tujuh nama menteri paling populer berdasarkan riset CfDS :
- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti
- Menteri Keuangan Sri Mulyani
- Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi
- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
Baca: Hendropriyono Bantah Sodorkan Anaknya Jadi Calon Menteri Jokowi
- Menteri Luar Negeri Retno Marsudi
- Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri
- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto
2. Komposisi kabinet
Presiden terpilih Joko Widodo memberikan bocoran terkait komposisi kalangan profesional dan politisi yang akan mengisi kabinet di pemerintahannya periode 2019-2024.
Jokowi mengatakan jumlah menteri dari kalangan profesional dan partai politik tak akan jauh berbeda.
Lebih lanjut, Jokowi mengaku sudah mempersilakan partai politik untuk mengusulkan nama calon menteri sebanyak-banyaknya.
Dari usulan tersebut, Jokowi akan menyeleksi siapa yang layak menjadi menterinya.
"Ya kira kira 60:40 atau 50:50, kira-kira itu," ujar Joko Widodo seperti dilansir Kompas.com.
"Ya enggak apa-apa, mau minta 10, mau minta 11, mau minta 9, kan enggak apa-apa, wong minta saja," katanya.
Baca: Peluang Ahok Tertutup Jadi Calon Menteri Jokowi, Ini Penyebabnya
3. Kata pengamat
Peneliti dan pengamat politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandes, menulai Joko Widodo memiliki beban dalam membentuk kabinet kerja di pemerintahannya bersama Marud Amin.
Dikatakan Arya, beban tersebut disebabkan karena adanya jumlah partai politik koalisi yang mendukung Jokowi-Maruf pada Pilpres 2019, yakni PDI-P, PKB, Golkar, Nasdem, PPP, Perindo, PSI, Hanura, dan PKPI.
"Publik berkeinginan agar presiden membentuk kabinet yang profesional untuk memudahkan kerja-kerja pemerintahan baru di 2024."
"Namun, saat ini sepertinya tidak mudah bagi Jokowi untuk mewujudkan keinginan masyarakat, yaitu karena koalisi pendukungnya begitu tambun atau gemuk," tutur Arya saat dihubungi via telepon, Jumat, (12/7/2019).
Mengutip Kompas.com, Arya menyebutkan Jokowi juga akan mengalami kesulitan untuk berkompromi dengan partai politik pendukung saat koalisi pendukungnya banyak.
Diketahui hingga kini Partai Demokrat dan PAN sering diisukan pindah ke koalisi pemerintah.
"Selain gemuk dari sisi partai pendukung, juga ada ada wacana untuk menarik partai-partai baru yang berasal dari oposisi agar masuk juga di pemerintahan."
"Ini tentu menambah pekerjaaan rumah Jokowi guna membentuk kabinet yang profesional," jelasnya.
4. Prediksi menteri yang keluar
Joko Widodo diketahui masih memiliki waktu tiga bulan untuk menentukan kabinet barunya sebelum dilantik pada 20 Oktober 2019 mendatang.
Baca: Ahok Tak Bisa Jadi Menteri Jokowi & Maju Pilpres 2024, Ini Penjelasanya dari Sisi Hukum
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini diyakini akan menghapus beberapa nama dari Kabinet Kerja sebelumnya.
Dilansir Kompas.com, muncul dugaan setidaknya ada tiga nama menteri yang terancam meninggalkan kabinet.
Yakni Menteri Perekonomin Darmin Nasution, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, dan Menteri BUMN Rini Soemarno.
Sebelumnya, Jokowi mengungkapkan keinginannya memiliki jajaran menteri dari generasi muda.
Pasalnya, ia ingin para menteri di kabinet baru memiliki kemampuan mengeksekusi program secara tepat dan cepat.
"Ya, bisa saja ada menteri umur 20-25 tahun, kenapa tidak?"
"Tapi dia harus mengerti manajerial dan mampu mengeksekusi program-program yang ada. Umur 30-an juga akan banyak," ucap Jokowi.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)