TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyambangi kediaman Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri pada Rabu (24/7/2019) hari ini.
Pertemuan itu dianggap sebagai upaya rekonsiliasi usai Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, di mana Prabowo dan Sandiaga Uno maju sebagai capres cawapres melawan capres cawapres terpilih, Joko Widodo-Maruf Amin yang turut diusung PDIP.
Lantas bagaimana dampak pertemuan antara Megawati dan Prabowo terhadap perekonomian di tanah air?
Peneliti ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, pertemuan politis semacam itu sudah tak berpengaruh besar pada ekonomi.
Menurutnya, pelaku pasar sudah tidak terlalu memikirkan soal politik pascapesta demokrasi selesai digelar.
"Pengaruhnya hampir tidak ada ke pasar modal dan rupiah. Concern soal politik sudah lewat," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (24/7/2019).
Dia menjelaskan, saat ini investor lebih tertarik menunggu keputusan dari Bank Sentral AS, The Fed maupun Bank Sentral Eropa mengenai proyeksi pemangkasan suku bunga acuannya.
Kondisi seperti itulah, yang menurutnya, lebih menentukan sentimen pasar.
"IHSG hari ini dirundung awan mendung dengan keluarnya dana asing. Penjualan bersih asing sudah capai Rp 1,5 triliun dalam sepekan terakhir. Rupiah yang sebelumnya sempat menguat, beberapa hari ini justru melemah," jelasnya.
Terkait kondisi politik, Bhima mengatakan yang perlu jadi perhatian adalah figur-figur yang akan menjabat di kabinet Jokowi-Maruf, terutama di bidang perekonomian.
"Yang lebih jadi perhatian adalah postur kabinet dan figur-figur menteri yang ada di tim ekonomi," ucap Bhima.
"Mau menteri dari Gerindra atau tim Jokowi bukan masalah, asalkan tim ekonomi diisi profesional bisa jadi sentimen positif ke depannya," pungkasnya.
Politik nasi goreng
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menghidangkan menu spesial nasi goreng saat menjamu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.