News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemindahan Ibu Kota Negara

Ini Sejumlah Kelebihan Bukit Soeharto Jika Dipilih Jokowi Jadi Ibu Kota RI Gantikan Jakarta

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden RI Joko Widodo didampingi Sejumlah Menteri, Pejabat Pemprov dan Bupati Kukar Edy Damansyah, serta Kepala Bapeda Provinsi Kaltim melihat peta Tahura Bukit Soeharto di titik KM 35 Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, Selasa (7/5/2019). Kedatangan Presiden Joko Widodo beserta rombongan untuk melihat lahan yang ditawarkan Pemprov Kaltim sebagai lokasi Ibu Kota Negara yang baru. TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN

TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Wacana pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta ke Pulau Kalimantan sepertinya akan segera tahapan perwujudkan, segera akan diumumkan provinsi tempat Ibu Kota Baru.

Kali ini Bappenas sampaikan Presiden Joko Widodo telah setuju dan restui jika Ibu Kota Baru Republik Indonesia itu ada di Pulau Jawa.

Bappenas pun nanti akan sampaikan lagi provinsi yang akan jadi lokasi pemindahan ibu kota Indonesia.

Kanidat kuat yang sudah pasti bakal calon Ibu Kota Baru, Indonesia ada dua wilayah yakni di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur, Bappenas sudah sampaikan plus minus kedua daerah ini.

Lahan Tahura Bukit Soeharto yang berada di sisi timur titik KM 35 Jalan Tol Balikpapan Samarinda, Selasa (7/5/2019). Presiden Joko Widodo dan rombongan meninjau lokasi Tahura Bukit Soeharto yang ditawarkan Pemprov Kaltim untuk menjadi lokasi Ibukota Negara yang baru. TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN (TRIBUN KALTIM/FACHMI RACHMAN)

Baca: Pemindahan Ibu Kota Indonesia, Gubernur Kaltim Diundang Bappenas Sampai Berkaca pada Sejong City

Serta Presiden Joko Widodo pun juga sudah sempat menengok langsung ke lokasi calon Ibu Kota Baru ini di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

Nah, soal pemilihan Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Baru, lokasi calon yang dituju ialah kawasan Bukit Soeharto di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Keberadaan Bukit Soeharto, Kalimantan Timur ini berdekatan dengan Kota Balikpapan, dan Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kota Samarinda.

Soal kelayakan Bukit Soeharto jadi lokasi pemindahan ibu kota Indonesia pihak Bappenas pun sempat mengatakan ide bagus, tempat yang ideal jadi Ibu Kota Baru RI.

Kelayakan Bukit Soeharto jadi tempat Ibu Kota Baru Indonesia pun sempat disinggung Presiden Joko Widodo.

Salah satu lokasi penambangan batu bara di Tahura Bukit Soeharto yang berhasil diidentifikasi petugas. (Tribun Kaltim)

Hal ini disampaikan Presiden Joko Widodo melalui media sosial.

Yakni Instragramnya @Jokowi usai lawatan ke daratan Bukit Soeharto, Kalimantan Timur pada Selasa (7/5/2019) pagi.

"Kelengkapan infrastruktur pendukungnya telah tersedia, letaknya di daerah yang dilewati jalan tol dari Samarinda ke Balikpapan, dua kota yang masing-masing sudah ada bandar udara, ada juga pelabuhan laut," tulis Presiden Joko Widodo melalui akun instagram pribadinya.

Posisi Bukit Soeharto bagian dari Taman Hutan Raya atau Tahura yang secara administratif masuk ke dalam wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.

Dan sebagian masuk di Kabupten Penajam Paser Utara.

Berdasarkan data UPTD Tahura Bukit Soeharto, kawasan tersebut memiliki luas sekitar 61.850 ha.

Sebelum menjadi Tahura, Bukit Soeharto lebih dulu berstatus Taman Wisata Alam yang ditetapkan tahun 1991.

Selanjutnya pada Oktober 2004 Bukit Soeharto ditetapkan sebagai Taman Hutan Raya.

Namun jika memang nanti Presiden Joko Widodo menentukan Bukit Soeharto menjadi Ibu Kota Baru bagi Indonesia.

Setidaknya upaya pemindahan ibu kota Indonesia ini sudah dilengkapi dengan berbagai infrastruktur.

Yang bisa dibilang lengkap dibandingkan dengan provinsi lainnya di Pulau Kalimantan.

Dekat kawasan Bukit Soeharto, tentu saja ada infrastruktur jalan tol yang menghubungkan Kota Balikapapan-Kota Samarinda atau yang disingkat dengan sebutan Tol Balsam.

Sementara ini, di tahun 2019, kelengkapan jalan Tol Balsam ini menjadi satu-satunya jalan tol di Pulau Kalimantan.

Diketahui, saat kunjungan Presiden Joko Widodo pada April waktu lalu, disampaikan, tol Balikpapan-Samarinda atau dikenal Tol Balsam ditarget rampung akhir 2019.

Proses pembangunan Tol Balsam terdiri lima seksi, yakni Seksi 1 ruas Balikpapan-Samboja sepanjang 22,03 kilometer, Seksi II Samboja-Muara Jawa 30,98 kilometer.

Dan Seksi III Muara Jawa-Palaran 17,50 kilometer, Seksi IV Palaran-Samarinda sepanjang 17,95 kilometer, dan Seksi V Balikpapan-Sepinggan 11,09 kilometer.

Pengerjaan Tol Balsam terus dikebut, mengingat target perampungan Tol Balsam harus tahun ini, Tol Balsam akan dioperasikan akhir 2019 ini.

Selain itu, seandainya pemindahan ibu kota Indonesia memilih di Bukit Soeharto, Kalimantan Timur maka Ibu Kota Baru Indonesia sudah memiliki stadion sepak bola internasional.

Menyadur dari Kompas.com, dengan judul Ibu Kota NKRI Pindah, Ini Daftar Stadion Internasional yang Bakal di Kalimantan Timur, dijelaskan, ada beberapa stadion di Kalimantan Timur yang banyak dinilai layak menggelar pertandingan internasional:

1. Stadion Palaran Samarinda

Stadion Palaran sudah mulai beroperasi sejak 2008, tepatnya saat perhelatan Pekan Olahraga Nasional di Samarinda.

Sayangnya, stadion berkapasitas 60.000 tempat duduk itu kini kondisinya memprihatinkan.

Karena jarang dipakai dan dirawat, mulai banyak fasilitas di dalam stadion yang rusak.

Klub sepak bola setempat, Borneo FC, diketahui lebih senang menggunakan Stadion Segiri Samarinda yang lokasinya lebih dekat ke pusat kota.

2. Stadion Aji Imbut, Tenggarong, Kutai Kartenegara

Diresmikan pada 2011, Stadion Aji Imbut memiliki desain yang tergolong jarang ditemukan di stadion manapun di Indonesia.

Dengan kapasitas 35.000 penonton, stadion memiliki dua atap berbentuk setengah lingkaran dan saling berhadapan.

Stadion Aji Imbut menjadi kandang Mitra Kukar FC, yang dikenal sebagai klub sepak bola yang masuk jajaran klub terkaya di Indonesia.

Stadion Aji Imbut, ada di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, sangat dekat dengan kawasan Bukit Soeharto.

3. Stadion Batakan Balikpapan

Berkapasitas 40.000 tempat duduk, Stadion Batakan Balikpapan mulai digunakan sejak 2017.

Desain Stadion Batakan Balikpapan sering disebut-sebut punya kemiripan dengan Stadion Emirates di London.

Batakan merupakan salah satu dari sedikit stadion Indonesia yang tak dilengkapi lintasan atletik di pinggir lapangan.

Jadi, jarak lapangan dengan tribun relatif dekat. Seperti halnya stadion-stadion di Eropa.

Nah itulah stadion sepak bola yang bertaraf internasional, yang ternyata Kalimantan Timur juga punya Bandara Internasional yang sudah terkenal ke berbagai penjuru dunia, yakni Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Kota Balikpapan yang tidak jauh dari lokasi Bukit Soeharto.

Sebagaimana tayang di Tribunkaltim.co, Wendo Asrul Rose selaku Operation Director Angkasa Pura 1, ungkapkan, bangga Bandara SAMS di Kota Balikpapan membuahkan hasil yang begitu membanggakan.

"Terima kasih kepada teman-teman dari Sepinggan Airport yang berhasil mendudukkan bandaranya di posisi ke-6 dunia. Jadi posisi terakhir dari triwulan ketiga tahun 2016. Skor terakhir itu Balikpapan mendapatkan nilai 4,82 dari skala 5," ujarnya dalam press conference kegiatan Airport Excellence (Apex) in Safety, Senin (31/10/2018) di Novotel Balikpapan.

Diakui Wendo, sebelumnya Bandara SAMS hanya pernah meraih posisi 16 dunia, tepatnya di penghujung tahun 2014.

Tidak mudah mengingat ketatnya persaingan, namun kini bandara SAMS dapat meraih peringkat enam dari total 72 bandara kelas 5-15 juta penumpang dari negara-negara anggota Airports Council International (ACI).

Pujiono yang duduk persis disampingnya menambahkan bahwa resep prestasi itu sebenarnya sangat sederhana.

"Penilaian ACI ini kan tiap bulan. Kita melihat bulan yang lalu itu apa yang perlu dikoreksi. Itu yang kita sempurnakan kemudian kita mencoba untuk menampung apa sih keinginan para pengguna jasa bandara. Sebagai contoh, 22 program tadi antaranya ada cinema airport, ada permainan anak, dan sebagainya," ujarnya.

"Peningkatan layanan ini tidak boleh berhenti. Pokoknya mulai dari penumpang itu masuk bandara sampai terbang meninggalkan bandara itu menjadi target yang harus kita pertanggungjawabkan. Ini pun saya merasa masih banyak yang harus saya benahi karena ini kan pollingnya dari 7.000 penumpang, baru sekian penumpang yang kita ambil keinginannya," kata Pujiono.

Untuk itu ke depannya, Pujiono berharap seluruh pengguna bandara dapat memberikan komentar serta kritik yang konstruktif. Karena dari kritik itulah Angkasa Pura akan berbenah.

(Tribunkaltim.co/BudiSusilo)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini