TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Megawati Soekarnoputri diisyaratkan bakal kembali menduduki kursi Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Artinya, massa kepemimpinanya sejak tahun 1999 atau selama 20 tahun akan terus berlanjut.
Pengamat politik Rocky Gerung mengkritisi unsur penamaan pada partai berlambang banteng moncong putih itu.
Menurutnya, nama 'demokrasi' di tengah penamaan PDIP berseberangan dari kenyataan yang sesungguhnya.
PDIP tidak mencerminkan demokrasi sama sekali lantaran mempertahankan figur serupa selama 20 tahun.
"Ya nama partainya aja demokrasi. Jadi kalau nggak ada perubahan berpikir tentang konsep demokrasi, ya akan terus dengan keanehan yang sama," ungkap Rocky Gerung di kawasan Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta Timur, Jumat (2/8/2019).
Baca: PDI-P Undang Prabowo Hadiri Kongres Kelima di Bali
Keputusan PDIP pun tidak dianggap Rocky Gerung sebagai sebuah keanehan.
Sebab menurutnya, hal aneh yang diulang terus menerus dan telah menjadi kebiasaan, lambat laun akan berubah lumrah.
"Menurut saya nggak aneh itu. Kalau puluhan tahun yang aneh itu dilakukan terus, artinya tidak aneh lagi," kata dia.
Megawati kemungkinan kembali pimpin PDIP
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, Kongres V PDIP belum bisa memastikan akan ada penambahan struktur partai seperti Wakil Ketua Umum ataupun Ketua Harian.
Namun, Hasto memastikan, struktur tersebut akan dibahas khusus dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Kongres tersebut.
Ia juga mengisyaratakan, jika Megawati akan kembali terpilih sebagai Ketum PDIP berikutnya.
"Terkait dengan struktur, tentu saja nanti ketua umum terpilih dalam hal ini adalah Ibu Megawati Soekarnoputri, karena berdasarkan hasil Rakernas IV PDIP dan juga aspirasi dari bawah, memohon ibu Megawati untuk berkenan menjadi ketua umum kembali," ujar Hasto Kristiyanto saat jumpa pers persiapan Kongres V PDIP di kantor DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2019).