TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlihat marah saat mendatangi kantor pusat PT PLN (Persero) terkait padamnya listrik di sejumlah daerah di Pulau Jawa.
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menyoroti respons Presiden Joko Widodo tersebut.
Baca: Ke Mana Menteri BUMN Saat Jokowi Datangi Kantor PLN? Berikut Penjelasan Moeldoko
Menurutnya, Jokowi tak boleh heran atau bahkan sampai meluapkan emosinya kepada PLN atas kejadian tersebut.
"Ya kan enggak boleh heran dong, harus dipanggil, ini kan kalau penyelenggaranya heran gimana rakyat, saya kira harus seperti sebutkan tadi harus ada yang bertanggung jawab," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/8/2019).
Ia menambahkan, sebagai pimpinan eksekutif, Presiden Jokowi harus bertindak sebagai eksekutor.
Fadli menyebut seharusnya Jokowi memikirkan solusi ketimbang hanya menyampaikan emosi atau kekecewannya terhadap PLN.
"Yang harusnya kecewa itu rakyat, jika presiden masa presiden kecewa enggak boleh, presiden itu eksekutor, rakyat kecewa terhadap PLN. Kalau presiden itu memberhentikan direksi PLN, mengangkat yang baru, itu. (Kecewa) Itu bukan statement presiden, itu statement rakyat kalau kecewa itu," pungkas Fadli.
Baca: Inilah Penjelasan Lengkap PLN yang Buat Jokowi Marah dan Langsung Pergi hingga Kata Istana
Sebelumnya, Presiden Jokowi tampak marah dan kurang puas dengan penjelasan Plt Direktur Utama PT PLN (Persero) Sripeni Inten Cahyani mengenai peristiwa listrik mati di sejumlah wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, hingga Banten.
"Pejelasannya panjang sekali. Pertanyaan saya bapak ibu semuanya ini kan orang pinter-pinter, apalagi urusan listrik dan sudah bertahun-tahun," kata Jokowi merespon penjelasan sebelumnya dari Sripeni di Kantor Pusat PT PLN, Jakarta, Senin (5/8/2019).
Baca: Lontarkan 'Orang Pintar' saat Marah ke PLN, Ahli Sebut Jokowi Tunjukkan Ciri Khas, Maknanya Dalam
Orang nomor satu di Indonesia itu mempertanyakan PLN yang tidak menghitung kalau terjadi kejadian gangguan listrik sehingga berdampak pada pemadaman di sejumlah wilayah.
Menurut Jokowi ketika listrik mati tiba-tiba berarti tak ada perhitungan yang dilakukan PLN untuk antisipasi.
Jokowi sambangi PLN
Presiden Jokowi langsung mendatangi kantor pusat PT PLN di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (5/8/2019).
Sebelum pukul 09.00 WIB, Jokowi yang menggunakan kemeja putih lengan panjang sudah tiba di Gerung Utama PLN.
Tidak seperti biasanya, transit lebih dulu di ruangan yang sudah disediakan pihak PLN. Melainkan Jokowi memilih langsung masuk ke ruang rapat.
Tegas, Jokowi meminta penjelasan dari PLN mengenai pemadaman listrik di Jabodetabek hingga sebagian Pulau Jawa.
Mantan Wali Kota Solo ini mengingatkan agar penjelasan yang diberikan simpel dan tidak bertele-tele.
Baca: Pemimpin Geng Di Brasil Berusaha Melarikan Diri Berpura-pura Jadi Putrinya
Setelah mendapat penjelasan dari Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani, Jokowi tampak kesal karena penjelasan Sripeni terlalu bertele-tele.
"Penjelasannya kenapa panjang sekali," tegas Jokowi merespon penjelasan dari direksi PLN.
"Bapak, Ibu semuanya kan orang pintar-pintar, apalagi urusan listrik dan sudah bertahun-tahun. Apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkulasi kalau akan ada kejadian sehingga tahu-tahu drop begini," tambah Jokowi lagi.
Sedikit tegang dan ruang rapat terasa kian sunyi. Jokowi tidak sekalipun melempar senyum. Mukanya terus datar.
Rombongan menteri yang mendampingi Jokowi yakni Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, hingga Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan juga diam tidak bergeming.
Baca: Kadisnaker ESDM Belum Bisa Pastikan Dua WNI yang Tewas di Jepang adalah Warga Bali
Kembali Sripeni minta waktu untuk memberikan penjelasan. Dia juga meminta maaf karena lamban menangani masalah tersebut.
Jokowi hanya meminta PLN segera melakukan perbaikan secepatnya dengan cara apapun agar listrik yang sempat padam bisa nyala kembali.
"Saya minta diperbaiki secepatnya. Wilayah yang belim hidup segera dikejar dengan cara apapun. Harus segera hidup kembali. Itu saya permintaan saya, terima kasih," tutup Jokowi mengakhiri kunjungannya.
Lantas Jokowi memilih langsung pergi meninggalkan gedung Utama PLN. Lagi-lagi ruang transit yang sudah disiapkan PLN "dianggurkan" Jokowi.
Baca: Penjual Hewan Kurban Ajarkan Teknik Robohkan Sapi
Padahal di ruangan itu disediakan meja bundar lengkap dengan kursi berwarna putih. Di atas meha disediakan air minum, buah dan beberapa kudapan.
Tidak seperti biasanya, ketika keluar dari ruang rapat. Sripeni mengantar Jokowi hingga ke lobi depan. Tidak ada perbincangan ataupun basa basi diantara keduanya.
Jokowi juga tidak melayani permintaan wawancara dari awak media. Jokowi yang biasanya ramah menyapa awak media memilih diam.
Padahal biasanya, Jokowi ramah ataupun menyapa dan melambaikan tangan ke arah awak media. Kini Jokowi memilih pergi dengan diam kembali ke Komplek Istana Kepresidenan Jakarta pukul 09.05 WIB.
Usai itu, menteri lainnya yakni Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara ikut pulang meninggalkan kantor pusat PLN.
Baca: Penembakan di AS yang tewaskan 29 orang: Trump kutuk serangan di tengah kritikan atas dirinya
Sedangkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan kembali masuk ke gedung utama PLN didampingi Sripeni.
Sama seperti Jokowi, Ignasius Jonan juga bungkam. Enggan melayani permintaan wawancara awak media.
Usai mengantar Ignasius Jonan masuk ke gedung utama, Sripeni kembali keluar meladeni sesi wawancara dengan awak media.
Tafsir ahli bahasa
Presiden Joko Widodo atau Jokowi langsung bereaksi terkait pemadaman listrik di sejumlah wilayah di Jabodetabek.
Jokowi pun telah bertemu dengan para petinggi PLN untuk mendapat penjelasan terkait blackout atau listrik yang padam, Minggu (4/8/2019).
Baca: Usai Ke Kantor PLN, Jokowi Pimpin Sidang Paripurna di Istana Negara
Pada kesempatan itu, Jokowi terlihat marah dan menyampaikan kalimat penuh makna di depan para pejabat PLN, salah satunya Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani, yang memberikan penjelasan kepadanya.
“Pertanyaan saya, Bapak, Ibu, semuanya kan orang pintar-pintar, apalagi urusan listrik kan sudah bertahun-tahun. Apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkukasi kalau akan ada kejadian-kejadian sehingga kita tahu sebelumnya. Kok tahu-tahu drop," kata dia.
Diksi "orang-orang pintar" yang digunakan Jokowi saat marah perlu digaris bawahi.
Seperti ada makna di balik kalimat tersebut.
Ahli Bahasa dan Sastra Jawa dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Prof Sahid Teguh Widodo, menyebutkan, tindakan Jokowi mencerminkan budaya sebagai seorang Jawa.
“Jawa itu tempatnya hal-hal semu atau tidak jelas, tapi untuk keperluan yang sangat jelas. Artinya sesuatu yang jelas itu diumpamakan menggunakan kata-kata yang lain, yang sifatnya kadang malah justru indah, tapi sebenarnya untuk memukul,” kaya Sahid saat dihubungi melalui telepon, Senin (5/8/2019).
Ia menyebutkan, cara Jokowi seperti cara marah yang kerap ditunjukkan oleh Presiden ke-1 RI, Soekarno, yang kerap menggunakan cara-cara Jawa.
Cara itu, jelas dia, marah menggunakan kata-kata yang halus, tetapi "menampar" dengan tepat terhadap objek yang menjadi tujuan.
Melihat diksi "orang-orang pintar" yang digunakan Jokowi, menurut Sahid, ada arti mendalam di baliknya.
“Dalam konsepsi Jawa Tradisional, ‘wong pinter’ itu, pertama, artinya orang yang sepuh (matang), orang yang ono babagan sak kabehe (segala sesuatu ada di dia).
Dua, wong kang ngerti sak durunging winaras (mengetahui segala hal sebelum terjadi),” jelas Sahid.
Artinya, orang pintar bisa membaca tanda-tanda sebelum terjadinya sesuatu sehingga dapat melakukan tindakan antisipatif untuk menghindari sesuatu yang fatal.
“Orang yang tidak pernah terlena, orang yang selalu eling lan waspodo (ingat dan waspada), tunduk, takluk, dan sami’na wa ato’na (mendengar dan patuh) dalam tugas-tugasnya,” tambah Sahid.
Dalam konteks kalimat kemarahan yang disampaikan Jokowi, Sahid menilaim Jokowi menaruh kepercayaan pada para pembantunya, dalam hal ini pejabat PLN.
Menurut Sahid, Jokowi memandang mereka adalah orang-orang yang ahli di bidangnya.
Karena keahlian ini, seharusnya para pejabat PLN bisa menguasai sistem peringatan dini yang ada sebelum akhirnya benar-benar terjadi blackout.
Baca: Jokowi Kunjungi Kantor PLN Terkait Pemadaman Listrik, Ini 4 Hal yang jadi Sorotan
Cara marah orang Jawa yang semacam ini disebutkan Sahid memiliki tujuan tertentu, yakni untuk memperhalus emosi yang akan disampaikan.
“Nah fungsinya kata-kata itu untuk menyublimasi efek keras yang mungkin terjadi dari kalimat itu. (Di Jawa) Dimarahi saja pakai lagu kok. Jadi, yang dimarahi akan sampai pada kesadarannya, ‘Oh Bapak ini marah’,” jelas Sahid.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Memahami Istilah "Orang-orang Pintar" Saat Jokowi Marah di Depan Pejabat PLN...