Sangat beruntung sekali saya bisa sowan dengan waktu yang sangat lama di kawasan Haram.
Beberapa kali mau pamit pulang, selalu ditahannya.
Bahkan, kami pun diajak makan malam bersama menu nasi kebuli yang dibelikan santri beliau.
Dengan ditemani istri tercinta, beliau mulai memberikan nasihat-nasihat kepada kami. Mulai dari isu keislaman, keindonesiaan hingga ke-PPP-an.
Tentang keislaman, beliau menceritakan bhwa kesadaran umat Islam di Indonesia untuk beribadah semakin tinggi.
Bahkan beliau menyebut ada kenaikan hingga 70% tingkat ketaatan beribadah.
Namun, beliau juga mengingatkan bahwa sekarang ini sedikit ulama yang 'alim dibanding ulama yang kharismatik.
Maksudnya, banyak mubaligh bukan karena dalamnya keilmuan yang dimiliki tapi karena keterkenalannya.
Dan ini tantangan bagi generasi kita ke depan.
Kemudian beliau menceritakan tentang keindonesiaan khususnya ekonomi umat Islam.
Bahkan, secara ekspilisit beliau menyebut budaya bisnis Indonesia yang dikuasai pengusaha keturunan.
Pertama rokok kretek, yang asli Indonesia dulunya dimiliki oleh saudagar muslim tapi sekarang sudah dimiliki pengusaha china.
Bahkan orang merokok nglinting pun sudah nyaris tidak ada lagi.
Kedua, jamu tradisional juga banyak dimiliki pengusaha china.