TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Muhammad Qodari, Direktur eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengungkapkan beberapa hal yang kemungkinan juga akan menjadi pembahasan dalam Kongres V PDI Perjuangan di Bali kali ini.
"Yang pertama adalah regenerasi politik untuk 2024. Saya melihat dua aspek, internal dan eksternal. Di internal soal kepemimpinan PDI Perjuangan ke depan. Ibu Mega di usianya yang makin bertambah, dan saya yakin masih bisa memimpin PDI Perjuangan," ujar Qodari, Rabu (7/8/2019).
"Pasca bu Mega, harusnya ada sistem yang mempertahankan mengamankan stabilitas politik dan rantai komando di PDI Perjuangan. Menurut saya, siapapun yang akan menggantikan Ibu megawati di PDI Perjuangan ke depan, entah itu Puan maharan atau Prananda Prabowo atau siapapun juga pasti karisma pribadinya tidak akan sebesar ibu Megawati," kata Qodari.
Baca: Megawati Khusus Undang Prabowo Subianto di Kongres V PDI-P 2019 Bali, Siapkan Kejutan Lain
"Jadi, harus diimbangi oleh mekanisme dan sistem kelembagaan, kepartaian, mekanisme organisasi. Pekerjaan rumahnya adalah bagaimana kongres ini menghasilkan mekanisme organisasi yang mempersiapkan jalan regenerasi," tambahnya.
Untuk eksternal akan berjalan secara alamiah. Yaitu mempersiapkan kader internal yang dimunculkan. Menyiapkan kader internal, lanjutnya untuk bisa berbicara di kancah nasional yang tentu saja, dipengaruhi oleh situasi kondisi masyarakat.
Baca: Prestasi Hasto Kristiyanto untuk Megawati
"Kenapa pak jokowi muncul di 2014, karena rakyat menghendaki contohnya begitu. Nah siapa nanti yang akan dikehendaki rakyat, belum bisa dipastikan saat ini. Biasanya akan terbaca satu atau dua tahun sebelum pemilu. Dan bu Mega biasanya akan last minute menentukan," kata Qodari.
Tapi kuncinya adalah, kata Qodari lagi bagaiman PDI Perjuangan melahirkan dan menawarkan sebanyak mungkin calon dari internal, bukan satu nama saja. "Nah, siapa yang akan maju sebagai calon presicden biarlah nanti berjalan alamiah atas keinginan rakyat," lanjutnya.
PDI Perjuangan dalam Kongres kali ini juga harus mensikapi soal adanya keinginan pihak-pihak yang mencoba menawarkan ideologi alternatif selain Pancasila. Adanya ideologi yang mencoba membangun kekuatan, berusaha menjadi alternatif, menawarkan varian berbeda dari Pancasila dan UUD 1945.
Pengusung ideologi ini, Qodari mengingatkan sudah memberikan pengaruh dan daya tawar kepada kelompok-kelompok nasionalis.
Baca: Inilah Nasihat yang Diterima Putri Bungsu Gus Dur Saat Tunaikan Haji Bersama Mbah Maimun
"Dan tentu, akan melahirkan ketegangan di masyartakat terutama di jelang pemilu. Jangan sampai kelompok ini di beri ruang untuk tumbuh dan kemudian justru menjadi kuat dari Pancasila dan UUD 45," kata dia.