Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Diaspora menjadi salah satu bagian penting dalam upaya percepatan pembangunan Indonesia. Keberadaan mereka bisa mendorong peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Seperti yang diharapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam salah satu visinya untuk kepemimpinan pada periode kedua, yakni pembangunan SDM.
Oleh karena itu, digelarnya pembukaan Kongres Diaspora Indonesia ke-5 (The Fifth Congress of Indonesian Diaspora) - CID5, di The Kasablanka Hall, Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Sabtu (10/8/2019) ini sangat penting dalam mewujudkan pembangunan SDM yang berkualitas untuk menghadapi era revolusi industri 4.0.
Seorang diaspora yang telah belasan tahun bermukim di Filipina, Said Zaidansyah mengatakan dirinya baru kembali ke tanah air karena saat ini ditugaskan di Jakarta.
Sehingga ia kini kembali ke Indonesia setelah hampir 17 tahun merantau ke negara yang dipimpin oleh Rodrigo Duterte tersebut.
Baca: Gerindra Serius Ingin Meminang Gibran, Ketua DPC Solo: Kami akan Hubungi Mas Gibran
Baca: BREAKING NEWS: Mahasiswa UBL Tertembak Saat Sedang Makan di Kantin
"Saya di Filipina 17 tahun, (tepatnya) 16 tahun 4 bulan, saya di sana bekerja kebetulan, dan saat ini saya ditempatkan di sini, di Jakarta," ujar Said, kepada Tribunnews, saat ditemui di Bengkel Diplomasi Foreign Policy Community Indonesia, Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (5/8/2019).
Terkait dorongan Jokowi agar dibentuknya sebuah lembaga yang menjaring talenta para diaspora untuk berkontribusi pada pembangunan Indonesia, menurut Said, para diaspora tentu saja menyambut baik 'ajakan' itu.
Namun ia menilai, berkontribusi untuk Indonesia tidak selalu diartikan bahwa diaspora harus berada di Indonesia.
Karena para diaspora ini bisa membantu pemerintah melalui keberadaan mereka di luar negeri, sebagai 'jembatan' untuk terus menghubungkan Indonesia dengan dunia, termasuk terkait bisnis dan investasi.
Kendati demikian, menurutnya, bagi mereka yang ingin 'pulang' tentu saja harus mendapatkan dukungan.
"Diaspora tidak mesti pulang ke Indonesia, tapi juga bisa berada di luar negeri, kalaupun ingin pulang ke Indonesia boleh-boleh saja dan itu perlu didorong," jelas Said.
Wakil Ketua Umum Indonesian Diaspora Network (IDN Global) 2017-2019 itu menambahkan bahwa pada Kongres Diaspora Indonesia Ke-5 (The Fifth Congress of Indonesian Diaspora) yang akan dihelat pada 10, 12 dan 13 Agustus mendatang, pembahasan mengenai pengalaman dan misi para diaspora dalam membangun Indonesia akan dilakukan secara khusus.
"Dan dalam Kongres Diaspora Indonesia, ini akan dibahas khusus, dan ada beberapa orang (diaspora) yang bertekad untuk membantu Indonesia dari Indonesia," kata Said.
Kongres Diaspora Indonesia ke-5 (The Fifth Congress of Indonesian Diaspora) sedianya akan dilanjutkan pada 12 dan 13 Agustus mendatang dengan topik pembahasan lainnya.
Kongres yang bertajuk 'Empowering Indonesia's Human Capital' itu dihadiri ribuan partisipan dari dalam maupun luar negeri.
Rencananya kongres tersebut akan dihadiri pula oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto untuk mengisi sesi 'Diaspora Perspective: Step for Indonesia To Thrive In The Era of Industrial Revolution 4.0'.
Selain itu, akan hadir juga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil serta Wali Kota Bogor Bima Arya.