TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jusuf Kalla menceritakan pengorbanannya saat menjabat dua kali sebagai Wakil Presiden RI.
Sebagaimana diketahui, Jusuf Kalla terpilih dua kali menjadi Wakil Presiden RI yakni saat era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan era Presiden Joko Widodo.
Cerita pengorbanan Jusuf Kalla saat dua kali menjadi Wakil Presiden RI ini diungkapnya saat menjadi narasumber di acara Apa Kabar Indonesia Pagi dilansir TribunJakarta.com dari kanal YouTube Talkshow Tv One pada Senin (12/8/2019).
Awalnya, sang pembawa acara mempertanyakan pengorbanan apa saja yang dilakukan Jusuf Kalla selama menjadi Wakil Presiden RI.
"Bapak mengaitkan Idul Adha tentang berkorban. Kalau dikaitan dengan fungsi dan jabatan Bapak Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden RI, pengorbanan apa yang bapak lakukan?" tutur pembawa acara.
Mendapatkan pertanyaan mengenai pengorbananya menjadi Wakil Presiden RI, sontak Jusuf Kalla bereaksi spontan.
Jusuf Kalla mengungkapkan pengorbanannya jadi Wakil Presiden RI yaitu bekerja dengan ikhlas.
Simak Videonya:
"Kerja dengan ikhlas dan kerja keras melampaui tugas-tugas kita," jelas Jusuf Kalla.
Menurut Jusuf Kalla, ketika bekerja sebaiknya tiap individu melampaui tugas- tugas yang diberikan sehingga bisa dikatakan individu tersebut melakukan pengorbanan.
"Saat kerja sebaiknya kita melampaui, kalau sesuai dengan tugas merupakan hal wajar-wajar saja dan merupakan kewajiban.
Berkorban itu kan kita berarti melaksanakan sesuatu melebihi apa yang diwajibkan," jelas Jusuf Kalla.
Jusuf Kalla pun memberikan contoh, seorang karyawan yang harusnya kerja sampai pukul 16.00 WIB tetapi justru bekerja hingga pukul 18.00 WIB maka karyawan tersebut melakukan pengorbanan.
"Hal tersebut lebih baik untuk mencapai profesi ya," aku Jusuf Kalla.
"Kalau guru mengajar siswanya 8 jam tetapi dia memberikan les maka hal tersebut pengorbanan juga," sambungnya.
Adanya reaksi Jusuf Kalla saat menuturkan pengorbananya itu tampak membuat pembawa acara tersenyum.
Puas dengan jawaban Jusuf Kalla, pembawa acara kemudian menanyakan rasa kepuasan Jusuf Kalla mengenai pengorbanannya tersebut.
"Buat Pak JK, apakah pengorbanan yang selama ini dilakukan sudah dirasa cukup demi bangsa?" tanya pembawa acara.
Jusuf Kalla tampak tersenyum sejenak mendapatkan pertanyaan tersebut.
Menurut Jusuf Kalla, pengorbanannya itu tak bisa diukur oleh dirinya sendiri melainkan orang lain yang bisa melihatnya.
"Yang mengukur bukan saya...tentu saya berusaha kerja lebih baik. Kalau hasil kerja saya dianggap baik ya saya bersyukur," jelas Jusuf Kalla.
Cerita Jusuf Kalla saat Listrik Padam dan Sinyal Buruk
Insiden padamnya listrik berjam-jam di wilayah Jabodetabek, Banten, dan Jawa Barat juga dirasakan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Pemadaman listrik yang berlangsung pada Minggu (4/8) lalu itu, membuat jaringan telekomunikasi terganggu.
Imbasnya, Jusuf Kalla sempat kesulitan berkomunikasi untuk mencari para menteri guna mengetahui penyebab pemadaman total tersebut.
"Tidak bisa menghubungi siapa-siapa, cari tau ada apa enggak bisa, mau cari menterinya enggak bisa," ujar Jusuf Kalla yang ditemui di kantor Wapres RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2019).
Saat pedamanan listrik berlangsung, Jusuf Kalla menuturkan dirinya berada di rumah pribadinya di Kebayoran, Jakarta Selatan.
Di rumah itu, ujar Jusuf Kalla , dia tak memiliki generator atau genset, sehingga ia juga merasakan kepanasan karena AC mati, dan alat-alat elektronik seperti televisi tidak berfungsi.
"Kita kesepian di rumah, tiba-tiba panas tidak ada AC, kita mau cari tau bagaimana. Mau nonton tv enggak ada, mau nelepon siapa enggak bisa, betul-betul merasa menjadi tiba-tiba sepi, sendiri," kata dia.
"Di rumah saya di Kebayoran enggak ada genset. Tapi PLN kemudian bantulah. Jadi ada generator. Tetapi yang lain tidak bisa," ungkap dia.
Sebelumnya, pada akhir pekan lalu, wilayah Jabodetabek dan sekitarnya mengalami gangguan pasokan listrik yang mengakibatkan pemadaman total berjam-jam.
Pihak PLN menyampaikan permintaan maaf atas gangguan tersebut.
Pemadaman listrik tersebut terjadi akibat Gas Turbin 1 sampai dengan 6 Suralaya mengalami gangguan, sementara Gas Turbin 7 saat ini dalam posisi mati (Off). Selain itu Pembangkit Listrik Tenaga Gas Turbin Cilegon juga mengalami gangguan atau trip.
Sebelumnya, Wilayah Jabodetabek dan sekitarnya mengalami gangguan pasokan listrik yang mengakibatkan pemadaman pada siang hari ini.
Pihak PLN menyampaikan permintaan maaf atas gangguan tersebut.
Pemadaman listrik tersebut terjadi akibat Gas Turbin 1 sampai dengan 6 Suralaya mengalami gangguan, sementara Gas Turbin 7 saat ini dalam posisi mati (Off). Selain itu Pembangkit Listrik Tenaga Gas Turbin Cilegon juga mengalami gangguan atau trip.
“Kami mohon maaf sebesar-besarnya untuk pemadaman yang terjadi. Saat ini upaya penormalan terus kami lakukan, bahkan beberapa Gardu Induk sudah mulai berhasil dilakukan penyalaan" ujar Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN, I Made Suprateka dalam keterangan tertulisnya, Minggu, (4/8/2019).