News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gempa Hari Ini

Gempa Kerap Guncang Selatan Jawa Akhir-akhir Ini, Ingatkan pada Potensi Gempa Besar Selatan Jawa

Penulis: Daryono
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Belakangan ini, gempa dengan kekuatan di atas maginutudo 5 kerap mengguncang wilayah selatan Jawa.

TRIBUNNEWS.COM - Belakangan ini, gempa dengan kekuatan di atas maginutudo 5 kerap mengguncang wilayah selatan Jawa.

Pada awal bulan ini, tepatnya pada 2 Agustus, gempa dengan kekuatan 7,4 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Banten, Jawa Barat. 

Gempa terjadi pada pukul 19.10 WIB. 

Berdasarkan catatan BMKG, pusat gempa berada di 147 km barat daya Sumur, Banten dengan kedalaman 10 km. 

Getaran gempa ini cukup kuat dan dirasakan di banyak tempat, bahkan sampai terasa di Solo, Jawa Tengah. 

Baca: BREAKING NEWS: Gempa Bumi Kagetkan Anggota DPRD Jember yang Sedang Rapat Paripurna

Saat itu, BMKG mengeluarkan peringatan dini tsunami setelah gempa terjadi. 

Beruntung tsunami tidak terjadi.

Kemudian pada Sabtu, 10 Agustus 2019 lalu, gempa dengan kekuatan magnitudo 5,1 mengguncang barat daya Bantul, DIY. 

Gempa terjadi pada pukul 20.26 WIB.

Pusat gempa berada di 105 km barat daya Bantul dengan kedalaman 10 km.

BMKG menyatakan gempa ini tidak berpotensi tsunami.

Gempa ini dirasakan di wilayah Yogyakarta hingga Ponorogo, Jawa Timur.

Terbaru, hari ini, Senin (12/8/2019), gempa kembali mengguncang selatan Jawa. 

Gempa tersebut berkekuatan 4,9 SR. 

Guncangan terjadi pada pukul 15.31.23 WIB.

Baca: Dampak Gempa Banten: Bangunan Sekolah Hancur, Puluhan Siswa SDN Jayamekar Belajar di Bawah Pohon

Gempa Jemrana, Bali ini berkedalaman 10 km di bawah permukaan bumi.

Pusat gempa berada di 161 km dari barat daya Jembrana, Bali.

BMKG mencatat jika gempa dirasakan hingga Jember, Jawa Timur.

Potensi Gempa Besar di Selatan Jawa

Gempa selatan Jawa akhir-akhir ini pun mengingatkan pada adanya potensi gempa besar di selatan Jawa.

Beberapa waktu lau, kabar mengenai potensi gempa 8,8 S SR dan tsunami di Pantai Selatan Jawa viral di media sosial.

Potensi adanya gempa 8,8 SR dan tsunami dahsyat 20 meter di Pantai Selatan Jawa diungkap oleh Pakar Tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Widjo Kongko.

Melansir dari laman Antaranews seperti dikutip dari TribunMedan, Pakar Tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Widjo Kongko menyatakan adanya gempa megathrust di selatan Pulau Jawa.

Gempa yang berpotensi terjadi sebesar 8,5 hingga 8,8 SR diprediksi menimbulkan gelombang tsunami dengan ketinggian 20 meter di sepanjang pantai tersebut.

Dampak gelombang gempa tsunami berpotensi mengenai selatan Jawa khususnya selatan DIY cukup panjang yaitu Cilacap hingga Jawa Timur.

Gelombang tsunami tersebut memiliki potensi ketinggian 20 meter dengan jarak rendaman sekitar tiga hingga empat kilometer.

Baca: Saat Gempa 4 Kali Mengguncang Bali Pagi Tadi, Benda-benda Bergoyang

Prediksi gelombang tsunami diakibatkan oleh adanya segmen-segmen megathrust di sepanjang selatan Jawa.

“Ada segmen-segmen megathrust di sepanjang selatan Jawa hingga ke Sumba di sisi timur dan di selatan Selat Sunda. Akibatnya, ada potensi gempa megathrust dengan magnitudo 8,5 hingga 8,8,” terang Widjo Kongko di Yogyakarta, Rabu (17/7/2019).

Widjo juga mengungkap gelombang tsunami akan tiba dalam waktu 30 menit usai terjadi gempa besar.

“Jika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) membutuhkan waktu lima menit sejak gempa untuk menyampaikan peringatan dini, maka masyarakat hanya memiliki waktu sekitar 25 menit untuk melakukan evakuasi atau tindakan antisipasi lain,” katanya.

Penjelasan BMKG

Atas kabar itu, BMKG pun sudah mengaku adanya potensi gempa besar di selatan Jawa. 

Mengutip Kompas.com, Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono untuk menjernihkan permasalahan.

"Jawaban saya adalah bahwa kita harus jujur mengakui dan menerima kenyataan bahwa wilayah kita memang rawan gempa dan tsunami," ungkapnya melalui pesan singkat, Sabtu (20/07/2019).

"Khususnya wilayah selatan Jawa, keberadaan zona subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia merupakan generator gempa kuat sehingga wajar jika wilayah selatan Jawa merupakan kawasan rawan gempa dan tsunami," tegasnya.

Untuk diketahui, wilayah Samudra Hindia selatan Jawa memang sudah sering kali terjadi gempa besar dengan kekuatan di atas M 7,0.

Daryono juga mencatat sejarah daftar gempa besar seperti gempa Samudra Hindia.

Dalam catatan BMKG, gempa besar di Selatan Jawa pernah terjadi tahun 1863,1867, 1871, 1896, 1903, 1923, 1937, 1945,1958, 1962, 1967, 1979, 1980, 1981, 1994, dan 2006.

"Sementara itu tsunami Selatan Jawa juga pernah terjadi pada tahun 1840, 1859, 1921, 1994, dan 2006," ujar Daryono.

"Ini bukti bahwa informasi potensi bahaya gempa yang disampaikan para ahli adalah benar bukanlah berita bohong," tambahnya.

Baca: Gempa Hari Ini 12 Agustus Guncang Bali, Warga Resah Rentetan yang Terjadi Bakal Memicu Gempa Besar

Meski begitu, Daryono menegaskan bahwa besarnya magnitudo gempa yang disampaikan para pakar adalah potensi bukan prediksi.

"Sehingga kapan terjadinya tidak ada satupun orang yang tahu," tegas Daryono.

"Untuk itu dalam ketidakpastian kapan terjadinya, kita semua harus melakukan upaya mitigasi struktural dan non struktural yang nyata dengan cara membangun bangunan aman gempa, melakukan penataan tata ruang pantai yang aman dari tsunami, serta membangun kapasitas masyarakat terkait cara selamat saat terjadi gempa dan tsunami," imbuhnya.

Daryono menyebut ini adalah risiko tinggal dan menumpang hidup di pertemuan batas lempeng.

"Sehingga mau tidak mau, suka tidak suka inilah risiko yang harus kita hadapi," tutur Daryono.

Masyarakat Diminta Tidak Cemas

Daryono juga mengatakan, masyarakat tidak perlu cemas dan takut.

Ia menyebut bahwa semua informasi potensi gempa dan tsunami harus direspons dengan langkah nyata dengan cara memperkuat mitigasi.

"Dengan mewujudkan semua langkah mitigasi maka kita dapat meminimalkan dampak, sehingga kita tetap dapat hidup dengan selamat, aman, dan nyaman di daerah rawan gempa," kata Daryono.

 "Peristiwa gempa bumi dan tsunami adalah keniscayaan di wilayah Indonesia, yang penting dan harus dibangun adalah mitigasinya, kesiapsiagaannya, kapasitas stakeholder dan masyarakatnya, maupun infrastruktur untuk menghadapi gempa dan tsunami yang mungkin terjadi," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Daryono) (Kompas.com/Resa Eka Ayu Sartika)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini