Bahkan sampai usia 3 bulan ketika anak-anaknya masih orok di ubun-ubunnya yang masih lembut seperti bubur selalu dibacakan kalimat tauhid dan salawat Nabi.
"Cucu-cucu saya juga begitu, setiap ketemu saya pegang kepalanya sambil membacakan kalimat tauhid dan salawat Nabi. Di rumah saya juga punya koleksi lukisan kaligrafi dan ukiran tauhid di kain, di kayu, maupun di batu yang diukir," kata Mahfud.
Mahfud menyampaikan itu dalam konteks menanggapi isu hoax yang menyebut dirinya Islamophobi dan anti bendera tauhid terkait dengan tanggapannya bahwa bisa saja TNI kecolongan terkait dengan diterimanya Enzo Allie di Akmil yang diberitakan terpapar radikalisme.
Mahfud mengatakan dalam masalah Enzo yang berhasil masuk Akmil, dirinya tak pernah mengaitkan dengan berdera tauhid atau organisasi tertentu.
Dijelaskannya, Jumat kemarin dirinya ditanya oleh wartawan tentang lolosnya Enzo masuk Akmil.
"Apa masalahnya? Saya tak tahu berita tentang itu karena saya baru pulang dari Moscow dan terus ke Denpasar," katan Mahfud merespons pertanyaan wartawan saat itu.
Lalu wartawan menjelaskan bahwa Enzo Allie diterima di Akmil TNI tapi kemudian diduga terpapar radikalisme.
Mahfud kemudian menjawab bahwa kalau itu benar, mungkin saja TNI kecolongan.
Tapi sepengetahuannya seleksi di TNI itu ketat, dilacak sampai ke keluarga termasuk ibunya dan kakeknya.
"Tapi kalau benar kecolongan ya dipecat saja, itu bisa karena prasyaraynya tak terpenuhi," kata dia.
"Saya hanya bilang begitu. Titik. Tak ada urusan bendera tauhid atau urusan organisasi radikal. Di bagian mana saya anti bendera tauhid atau Islamophobi?" tantang Mahfud.
Mahfud MD yang juga Ketua Umum Asosiasi Pengajar Hukum Tata Negara (APHTN) itu hadir ke Singapura atas undangan duta besar RI, Ngurah Swajaya untuk menjadi narsum dialog kebangsaan bertajuk "Meningkatkan Nilai Kebersamaan Menuju Indonesia Emas 2045" dalam rangka menyongsong HUT Kemerdekaan RI.
Sebelum acara dialog pagi harinya Mahfud MD melakukan salat Idul Adha di Masjid Istiqamah yang terletak di kompleks KBRI Singapura.
Di sana Mahfud MD diminta berfoto-foto oleh jemaah termasuk dengan KH Dasri yang bertindak sebagai imam dan khatib pada Salat Ied itu.
Dengan KH Dasri Mahfud berfoto di samping mimbar yang berukir kaligrafi tauhid "Laa ilaaha illaa Allah, Muhamadun Rasulullaah".
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Dituduh Anti Tauhid dan Islamphobia, Mahfud MD Gelar Sayembara Rp 10 Juta, https://wartakota.tribunnews.com/2019/08/12/dituduh-anti-tauhid-dan-islamphobia-mahfud-md-gelar-sayembara-rp-10-juta?page=all.