Penandatanganan Keppres No 238 tahun 1961 juga menimbulkan permasalahan. Penyusunan konsep Keppres No 238 tahun 1961 dikerjakan di kediaman Dr Azis Saleh di Jalan Borobudur 18, Jakarta.
Ketika Keppres No 238 tahun 1961 telah disusun, aturan ini tidak bisa segera ditandatangani Soekarno karena tengah berada di luar negeri.
Akhirnya, Keppres dibawa kepada Perdana Menteri Ir H Djuanda.
Djuanda merupakan perdana menteri ke-10 sekaligus terakhir di sistem pemerintahan parlementer tahun 1957-1959 sekaligus pencetus Deklarasi Djuanda.
Djuanda awalnya belum bersedia menandatangani Keppres No 238 tahun 1961 karena belum mengetahui maksud dari penandatanganan undang-undang tersebut.
Setelah mendapatkan penjelasan dari Dr Azis Saleh, Djuanda mencoba menelepon Soekarno untuk mengonfirmasi hal tersebut.
Setelah mendapatkan izin dari Soekarno, akhirnya Djuanda bersedia menandatangani Keppres tersebut.
Baca: Irjen: Mentan Mengambil Langkah Tegas dan Ekstrem Dini Hari Tadi Terkait Impor Bawang Putih
Baca: Irjen: Mentan Mengambil Langkah Tegas dan Ekstrem Dini Hari Tadi Terkait Impor Bawang Putih
3. Pelantikan Mapinas
Dikutip dari pramukaria.id, pada tanggal 14 Agustus 1961, dilakukan Pelantikan Mapinas (Majlis Pimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, dilanjutkan penganugerahan Panji-panji Kepramukaan dan defile Pramuka untuk memperkenalkan Pramuka kepada masyarakat yang diikuti oleh sekitar 10.000 Pramuka.
Peristiwa ini kemudian disebut sebagai Hari Pramuka yang diperingati hingga sekarang.
Mapinas saat itu diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno (Presiden RI) dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.
Sementara Kwarnas, diketuai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
4. Warna Seragam
Pemilihan warna cokelat dalam seragam pramuka ini memiliki tujuan khusus.